Ironis, 10 Tahun Lagi Tak Ada Anak Muda Jadi Petani  

Reporter

Senin, 23 Maret 2015 13:28 WIB

Sejumlah petani memanen padi di area rawa di Belalau, Lampung Barat (09/01). Bulog memperkirakan Indonesia mengekspor beras kualitas super dengan patahan 0-5 persen sejumlah 10-20 ribu ton/bulan mulai bulan depan. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Subang - Profesi petani dalam sepuluh tahun mendatang dipastikan ditinggalkan generasi muda Indonesia, terutama di wilayah Jawa Barat. Alasannya, mereka beranggapan bahwa usaha di bidang pertanian atau bercocok tanam sudah tak menjanjikan lagi.

Rali Sukari, Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Jawa Barat, mengatakan generasi muda, termasuk anak-anak petani, lebih memilih bekerja sebagai wiraswasta, pegawai negeri sipil, atau karyawan pabrik. ”Mereka beranggapan jenis pekerjaan itu lebih memiliki jaminan kesejahteraan,” ujar Rali saat dihubungi, Senin, 23 Maret 2015.

Sedangkan bila bertani, kata Rali, semakin hari dianggap semakin merugi. Pemantiknya tak lain harga pupuk, pestisida, bibit dan ongkos produksi yang makin mahal. ”Produksi yang didapat pascapanen tidak sepadan dengan modal.” Ironisnya, kata dia, fasilitas pendukungnya pun rapuh. Misalnya saja, kata Rali, irigasi di Jawa Barat yang 60 persen di antaranya rusak parah karena 20 tahun lebih tak pernah diperbaiki.

Bupati Subang Ojang Sohandi mengatakan ketidaktertarikan tersebut semakin bertambah karena para petani sendiri tidak mengajari anak-anaknya untuk mencintai dan menggeluti usaha yang akan diwariskannya itu. Petani di Subang, misalnya, kata dia, akan lebih bangga kalau anak-anaknya sekolah tinggi kemudian menjadi pejabat.

Menurut Ojang, hal tersebut jauh berbeda dengan di Jerman. Petani di sana menyekolahkan anak-anaknya memperdalam ilmu pertanian. ”Setelah lulus, mereka kembali bertani dengan kualitas melebih orang tuanya,” ujar Ojang.

Adanya fakta tersebut, kata Rali, mengakibatkan regenerasi bidang pertanian mengalami keterlambatan puluhan tahun. Ia mendesak pemerintah segera mengeluarkan regulasi untuk mendukung kembali lahirnya regenerasi petani. ”Caranya dengan menyediakan pupuk, pestisida, dan benih yang murah dan harga beli pascapanen tinggi serta memperbaiki semua irigasi dan membangun waduk-waduk baru,” ujar Rali. Ia pun optimistis jika semua solusi itu benar-benar diwujudkan usaha bidang pertanian kembali dilirik generasi muda, terutama dari kalangan petani.




NANANG SUTISNA

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

15 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

1 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

3 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

10 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

10 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya