Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyad Mbaai mengatakan uang menjadi prioritas nomor dua dalam berjihad. Ini berlaku juga untuk kelompok pengikut Islamic State of Iraq and Al-Sham (ISIS) yang telah mendeklarasikan diri sebagai Jamaah Ansharut Daulah.
"Utamanya adalah kesamaan ideologi, tujuan, pemikiran. Tak dipungkiri, meskipun diperlukan, uang menjadi nomor dua. Semua kelompok teroris di dunia ini hanya satu tujuannya, yaitu menegakkan syariat (hukum) Islam," ujar Ansyad Mbai saat dihubungi Tempo, Rabu, 18 Maret 2015.
Sebelumnya, bekas pemimpin ISIS Indonesia, Chep Hernawan, mengaku telah memberangkatkan 156 orang ke Suriah pada April 2014. "Saya memberikan uang tunai kepada setiap orang," kata Ketua Gerakan Islam Reformis itu. Sebelum memberangkatkan, Chep menggojlok fisik mereka di Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat.
Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian Komisaris Besar Rikwanto menuturkan kepolisian terus memantau pergerakan setiap kelompok yang berpotensi mendukung ISIS. Lembaganya juga menyelidiki organisasi pecahan kelompok Islam, seperti Jamaah Islamiyah dan Jamaah Ansharut Tauhid.
"Polisi memantau perkembangan ISIS dengan melibatkan pemerintah daerah, TNI, dan BNPT," kata Rikwanto, kemarin. "Kalau mereka mendeklarasikan ikut ISIS, akan diproses sesuai dengan pelanggarannya," ucap Rikwanto.