TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Golkar, Meutya Hafid, mengaku tak pernah dirangkul kubu Agung Laksono. Mantan presenter Metro TV itu mengaku tak mempersoalkan jika namanya tak masuk dalam susunan kepengurusan partai tersebut.
"Selama ini tidak pernah ada tawaran," ujarnya ketika dihubungi, Selasa, 17 Maret 2015.
Kepengurusan Golkar kubu Agung tengah merasa di atas angin. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang mengakui legalitas kepengurusan hasil Musyawarah Nasional Ancol itu secara selektif membuat mereka semakin percaya diri. Hari ini, mereka mendaftarkan susunan pengurus guna mendapatkan pengesahan.
Dalam susunan tersebut, kubu Agung mengaku telah merangkul puluhan pendukung Musyawarah Nasional Bali. Di antaranya Mahyudin, Isyad Sudiro, Satya Widya Yudha, Erwin Aksa, dan Rully Chairul Azhar. Mereka bersedia banting setir meski terancam dipecat oleh Ketua Umum Golkar versi Munas Bali, Aburizal Bakrie.
Meutya enggan mengomentari polemik kepengurusan tersebut. Dia memilih mengambil jarak dengan kepentingan masing-masing kubu. Dalam situasi ini, tutur dia, keberpihakan pada salah satu kubu akan semakin memperkeruh suasana.
"Saya tidak ikut-ikutan, deh. Lebih baik tidak usah berkomentar," ucapnya.