TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengusulkan adanya aturan untuk mencekal kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah. Aturan itu sedang dirumuskan Kementerian dan lembaga terkait.
"Kami akan lakukan rapat koordinasi untuk menentukan bagaimana langkahnya," ujar Tedjo di Kantor Presiden, Selasa, 17 Maret 2015.
Salah satu upayanya adalah memasukkan nama-nama WNI yang bertolak ke Turki dalam data Imigrasi. Jadi, apabila kembali, mereka bisa diselidiki secara lebih menyeluruh.
Aturan itu juga akan mengatur bagaimana perlakuan pemerintah terhadap para WNI yang diduga terlibat kelompok radikal. "Harus ada landasan hukum yang jelas," ujarnya.
Untuk kasus 16 WNI yang ditahan pemerintah Turki, Tedjo menuturkan mereka menolak dipulangkan karena sudah menjual kekayaannya. Menurut Tedjo, pemerintah masih mendalami alasan mereka berada di Turki.
Adapun Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan ada kemungkinan pencabutan paspor WNI yang terlibat kelompok militan. Aturan itu, ujar dia, masuk dalam salah satu upaya cekal yang akan dirumuskan bersama.
Pengetatan prosedur WNI pergi ke Turki, kata Laoly, juga akan dilakukan. Mereka akan dimasukkan dalam daftar khusus jika kembali ke Indonesia.
TIKA PRIMANDARI
Berita terkait
Direktur PFN Akui Film G 30 S PKI Dibuat Sesuai Selera Orde Baru
16 September 2017
Menurut Elprisdat, film bisa dijadikan sesuatu untuk mengukur isu. Dia juga mengatakan film dapat membandingkan yang terjadi di masa lalu dan sekarang
Baca SelengkapnyaPFN Tak Masalah Bila Film G 30 S PKI Diputar Kembali
14 September 2017
Elprisdat menuturkan keinginan warganet di media sosial agar
film G 30 S PKI diputar lagi tidak masalah.
Ditanya Soal Kasus Munir, Wiranto: Bicara Pembangunan Saja
8 September 2017
Wiranto ogah berkomentar soal penyelesaian kasus pembunuhan Munir yang terjadi 13 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Presiden Temui Wiranto Bahas Keamanan Papua
4 September 2017
Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya, menemui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Senin.
Baca SelengkapnyaKasus First Travel, Wiranto Menduga Ada Kelemahan Regulasi
29 Agustus 2017
Wiranto menyebut ada kelemahan regulasi yang berujung pada pengulangan kasus penipuan First Travel.
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Cina Perkuat Kerja Sama Bidang Polhukam
25 Agustus 2017
Kerja sama Indonesia dan Cina terus meningkat sejak
ditandatanganinya Kemitraan Strategis Komprehensif pada 2013.
Wiranto Paparkan Pentingnya Konektivitas Kelautan
25 Agustus 2017
Wiranto menyoroti kelebihan Indonesia yang memiliki enam juta kilometer persegi yurisdiksi maritim.
Baca SelengkapnyaWiranto Bahas Soal Perompakan di Simposium Keamanan Maritim
25 Agustus 2017
Dibutuhkan satu struktur yang membahas pengembangan kapasitas keamanan maritim dengan melibatkan negara-negara lain.
Baca SelengkapnyaWiranto Minta Dunia Internasional Perkuat Kerja Sama Maritim
25 Agustus 2017
Dibutuhkan satu struktur yang membahas pengembangan kapasitas keamanan maritim.
Baca SelengkapnyaSimposium Keamanan Maritim Mewaspadai Terorisme dari Jalur Laut
24 Agustus 2017
Simposiun keamanan maritim internasional yang berlangsung di Bali membahas ancaman terorisme di kawasan perairan.
Baca Selengkapnya