Menteri: Harus Ada Harga Solar Kompromi Buat Perikanan
Reporter
Editor
Selasa, 9 Agustus 2005 15:15 WIB
TEMPO Interaktif, Denpasar:Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi mengatakan harus ada harga solar baru hasil kompromi yang diberlakukan bagi perusahaan perikanan. Harga baru itu ditetapkan berdasarkan hitung-hitungan ekonomi untung-rugi dalam usaha perikanan. "Masih akan dinegosiasikan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) besok," ujar Freddy seusai membuka Indian Ocean Global Ocean Observing System (IOGOOS) III di Kuta Paradiso Selasa (09/8). Di tempat yang sama, Aji Sularso, Kepala Biro Humas Kelautan dan Perikanan menjelaskan, harga kompromi itu diperkirakan berada di antara harga baru dan harga lama. Ia memerinci, jika dengan harga Rp 2.200 per liter sebesar 37 persen biaya operasional tersedot untuk membeli BBM, maka dengan harga kenaikan yang Rp 5.480, biaya BBM menyedot 93 persen dari biaya operasional. "Itu tidak mungkin," ujarnya.Menurut Aji, break event point (BEP) pengusaha perikanan berada di kisaran harga Rp 3.500 per liter. Ia menambahkan, akan diusahakan menegosiasikan harga kompromi di bawah harga BEP, agar pengusaha tak merugi. Sementara itu, menurut I Made Agus Iswara, Kepala Bidang Hukum dan Operasional ATLI Bali, harga yang masih memungkinkan beroperasinya perusahaan perikanan adalah di bawah Rp 3.000. "Di atas itu, kami akan merugi," ujarnya.Rilla Nugraheni
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
4 hari lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.
