TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Partai Golkar versi Musyawarah Nasional Ancol, Agung Laksono, mengaku sudah menawari Jusuf Kalla duduk di barisan Dewan Penasihat Partai Golkar. Tawaran itu, kata Agung, diberikan beberapa waktu lalu. "Iya, saya menawarkan, tapi belum ada balasan dari Pak JK," katanya di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu, 11 Maret 2015.
Agung mengatakan JK mungkin bakal menolak tawaran itu. Soalnya ada pertimbangan jabatan JK saat ini adalah wakil presiden. "Mungkin beliau ada pertimbangan sendiri," kata Agung. Ia mengatakan bakal mengecek langsung jawaban JK atas tawaran posisi itu. "Nanti saya cek lagi jawabannya apa."
Wakil Ketua Umum Agus Gumiwang berharap JK menerima posisi itu. Menurut Agus, posisi Ketua Dewan Penasihat sangat pantas diisi JK sebagai kader senior dan yang dituakan. "Posisi itu sangat pantas diisi Pak JK," kata Agus.
Tapi JK terang-terangan menepis tawaran itu. Kalla beralasan ingin mematuhi komitmen anggota pemerintahan Jokowi-JK meninggalkan urusan partai saat memiliki tugas utama mengurus negara. "Kita sudah komitmen enggak mengurus partai lagi," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengeluarkan surat pengesahan kepengurusan Partai Golkar kubu Agung Laksono. Surat bernomor M.HH.AH.11.03-26 itu bakal digugat kubu Ical ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta karena putusan Menteri Yasonna dianggap sarat nuansa politik.
INDRI MAULIDAR
Berita terkait
Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah
4 jam lalu
Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.
Baca SelengkapnyaHamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel
1 hari lalu
Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.
Baca SelengkapnyaGibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo
9 hari lalu
"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham
12 hari lalu
Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.
Baca SelengkapnyaGilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk
13 hari lalu
Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.
Baca SelengkapnyaDigagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina
15 hari lalu
Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.
Baca SelengkapnyaDua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong
16 hari lalu
"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong
Baca SelengkapnyaMomen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?
20 hari lalu
Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang
27 hari lalu
Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.
Baca SelengkapnyaRekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK
27 hari lalu
Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.
Baca Selengkapnya