BNPT Sesalkan Lemahnya Pemantauan WNI di Timur Tengah

Reporter

Minggu, 8 Maret 2015 17:02 WIB

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol Ansyaad Mbai. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Inspektur Jenderal Arief Dharmawan menyesalkan minimnya pengawasan pemerintah terhadap warga negara Indonesia yang berada di negara-negara Timur Tengah. Padahal, di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Suriah, paham terorisme ISIS sedang berkembang.

Dia mencontohkan, seorang warga Indonesia secara mudah pergi ke Arab Saudi dengan alasan ibadah umrah. Ketika sampai di Arab Saudi, warga tersebut bisa mengurus visa dan pergi ke Turki. "Padahal Turki bisa jadi pintu masuk ke Suriah (basis ISIS)," ujar Arief, Minggu, 8 Maret 2015.

Menurut Arief, seharusnya Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara-negara Timur Tengah peka terhadap warga negaranya. Pihak KBRI perlu melakukan pemantauan yang ketat terhadap aktivitas WNI di negara tersebut.

"Selain itu, pihak pemberi visa juga seharusnya melakukan pemeriksaan yang ketat," ucapnya.

Pengawasan serupa juga diperlukan KBRI untuk menghindari warga Indonesia yang telah bergabung dengan ISIS kembali ke Tanah Air. Sebab, berdasarkan kajian BNPT, orang-orang yang menyeberang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS tidak mempunyai visa atau dokumen kewarganegaraan.

"Mereka akan datang ke kantor KBRI dan mengaku sebagai TKI yang kehilangan dokumen dan ingin pulang ke Indonesia," kata Arief. "Padahal sangat berbahaya mereka kembali ke Indonesia begitu saja, karena bisa sebarkan paham teror."

Sebelumnya, 16 WNI dikabarkan hilang di Istanbul, Turki. Mereka sengaja memisahkan diri dari rombongan asal Indonesia yang awalnya berjumlah 25 orang. Ada dua bayi dan lima anak-anak yang terdaftar dalam kelompok yang hilang itu. Selain bayi dan anak kecil, satu remaja dan delapan orang dewasa ada dalam kelompok itu.

Hilangnya mereka berawal dari pemisahan diri dari rombongan tur yang berjumlah 25 orang. Rombongan yang menggunakan jasa biro perjalanan bernama Smailing Tour ini berangkat dari Jakarta pada 24 Februari 2015. Mereka berjanji kembali bergabung pada 26 Februari 2015 di kota Pamukkale, Turki. Namun, hingga tanggal yang dijanjikan, mereka tak kunjung datang.

INDRA WIJAYA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya