Pemogokan Karyawan Kereta Api Ganggu Suplai Batubara ke Suralaya
Reporter
Editor
Rabu, 3 Agustus 2005 15:57 WIB
TEMPO Interaktif, Palembang:Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (PTBA), Milawarman berharap ancaman mogok dari Serikat Pekerja PT Kereta Api Jawa-Sumatera dari tanggal 5-10 Agustus tidak terjadi. Sebab itu akan menganggu suplai batubara dari PT BA ke Suralaya karena angkutannya menggunakan kereta api. "Kami berharap ancaman itu tidak terjadi karena akanmenganggu pasokan batu bara sebab angkutannya yangmenggunakan kereta api,"ujar Milawarman.Menurut Mila, sedikitnya 20 ribu ton perhari batubara diangkut menggunakan kereta api Divre Sumsel. Kalau pekerja PT KA mogok maka tidak ada yang mengangkut batubara mereka ke Suralaya sebab PT BA tidak punya alternatif lain.Suplai batubara ke Suralaya dan lainnya ada back up batubara dari daerah lain tetapi itu hanya cadangan dan jumlahnya tidak banyak. "Jangankan satu hari, setengah hari saja mogok sudah pasti berpengaruh,"kata Mila. Jika memang akan dilakukan, PT BA akan melihat kerugian PT BA sebab antara PT BA dan PT KA sudah ada perjanjian soal angkutan batubara ini. Jika salahsatu pihak ingkar tidak bisa mengangkut batubara, bukan karena bencana alam, PT BA akan mengambil langkah-langkah. "Tapi yang jelas kami berharap mogok massal itu tidak terjadi, kasihan bangsa ini,"ujarnya.Mogok massal ini merupakan buntut dari keinginanSerikat Pekerja PT KA kepada pemerintah yang memintastatus mereka untuk dikembalikan menjadi pegawainegeri sipil. Salah seorang karyawan PT KAI Bambang bagian umum menyatakan, rencana mogok itu masih akandibahas, kalau jadi mogok tidak pasti 5 hari, paling2 atau 3 hari. "Yang jelas, kalau tuntutan tidak dipenuhi pemerintah, kemungkinan besar mogok jalan,"katanya. Jumlah karyawan PT KAI Divre III Sumsel mencapai 2000 orang.Kepala Divisi Regional III PT KAI, JayaSulbakti mengaku sulit mencegah keinginan karyawan untuk mogok. "Sangat sulit dan tidak dapat mencegahnya,"ujarnya. Sebagai Kepala Divisi Jaya hanya bisa berusaha memberikan sosialisasi pada pegawai mengenai untung ruginya mogok massal. "Jika terjadi mogok maka pelayanan masyarakat akan terganggu dan tentu saja akan menimbulkan kemarahan. Pendapatan PT KA dari angkutan penumpang, batubara serta jasa lainnya akan menyusut,"kata Jaya.Arif Ardiansyah