Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (kanan) menjawab sejumlah pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, 24 Desember 2014. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke PBNU untuk meraih dukungan soal hukuman mati bagi terpidana pengedar narkoba dan upaya gerakan deradikalisasi di Indonesia. ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Bogor - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj meminta izin Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan Muktamar NU ke-33. Adapun muktamar akan dilaksanakan di Jombang pada 1-5 Agustus 2015.
"Presiden sangat menyambut baik, mendukung, dan mendoakan muktamar sukses dan berhasil," kata Said di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis, 26 Februari 2015.
Target muktamar, Said melanjutkan, adalah mengukuhkan kembali peradaban Islam sebagai fondasi keberlangsungan NKRI. "Jadi Islam yang berbudaya, yang beradab, bukan sekadar Islam yang Allahuakbar," ujarnya.
Jokowi, kata Said, berharap agar keputusan-keputusan dalam muktamar bermanfaat untuk bangsa. "Bukan hanya itu, bagaimana caranya pola pikir NU itu bisa disebarkan ke seluruh dunia," katanya.
Muktamar ke-33 akan berlangsung di empat pesantren: Tebu Ireng, Tambak Beras, Denanyar, dan Tejoso. Pelaksanaan muktamar di Jombang, kata Said, merupakan pertama kalinya meskipun Jawa Timur menjadi langganan tempat penyelenggaraan.