Banyak Fakta di Sidang Golkar, Hakim: Di Situ Merasa Miris  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 25 Februari 2015 21:55 WIB

Sekjen Partai Golkar versi munas Bali Idrus Marham (tengah), saat mengikuti sidang Mahkamah Partai Golkar, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 25 Februari 2015. Pembacaan putusan sidang ditunda untuk mendengarkan keterangan dari kubu Aburizal Bakrie dan keterangan saksi-saksi. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis hakim sidang sengketa kepengurusan Partai Golkar menunda putusan yang semula dibacakan, Rabu, 25 Februari 2015. Ketua Mahkamah Golkar, Muladi, mengatakan pembacaan putusan dilakukan pekan depan. "Putusan pekan depan dibacakan," kata Muladi sesaat sebelum mengetuk palu tanda sidang berakhir di Gedung Widya Bakti, markas Golkar.

Hakim Mahkamah Andi Matalatta mengatakan, dalam tiga kali persidangan tersebut ternyata banyak fakta yang terungkap. Bukti itu, kata Andi, ada yang disampaikan dengan bersemangat tapi ada pula yang disampaikan dengan suara sendu. "Ini membuat hati miris," kata dia. "Tapi apa boleh buat, Mahkamah dapat tugas menyelesaikan perselisihan internal ini."

Andi juga menyampaikan andai dalam sidang terakhir nanti tiba-tiba ada ilham untuk islah kepada kubu Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie maupun kubu Munas Jakarta yang diketuai oleh Agung Laksono, ia berharap keputusan itu dilaksanakan. Perdamaian itu, kata dia, dalam rangka memperkuat kelembagaan Golkar. "Demi Golkar sendiri," kata Andi.

Sebelumnya, Agung Laksono berharap Mahkamah bisa mempercepat penyelesaian sengketa internal Golkar. Ia memohon agar hakim mmpertimbangkan percepatan keputusan. "Entah besok atau lusa," kata Agung. Ia meminta agar putusan tak dibacakan minggu depan, "karena ada agenda pilkada dan lainnya."

Sedangkan Sekretaris Jenderal kubu Munas Bali, Idrus Marham, tak ingin keputusan terlalu cepat dibuat hakim. Menurut Idrus, hakim membutuhkan waktu tak sedikit memeriksa kesaksian dan bukti yang relatif banyak. "Kami menyampaikan ada sekitar 545 peserta Munas Bali yang memiliki mandat, kehadiran peserta dalam munas itu perlu dikaji."

Idrus juga mengharap ada komitmen di antara dua belah pihak untuk saling mengakomodasi. Yang kalah, kata dia, harus mengakui kemenangan pihak lain. "Sedangkan pihak yang menang harus merangkul pihak yang kalah," kata dia. Idrus mengatakan, jangan sampai karena munculnya kisruh ini bakal ada partai baru akibat pecahnya Golkar.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

9 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

20 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

28 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

29 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

29 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

30 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

33 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

38 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

38 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

45 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya