Kapal milik nelayan asal Thailand diledakkan karena kedapatan mencuri ikan di Selat Dempo, Kepri, 9 Februari 2015. ANTARA/Joko Sulistyo
TEMPO.CO, Surabaya - Langkah tegas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menenggelamkan satu per satu kapal nelayan asing yang menangkap ikan di wilayah Indonesia rupanya tak cukup membuat mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono terkesan. Sebaliknya, SBY mengkritik langkah itu dalam rapat tertutup bersama semua kader Partai Demokrat Jawa Timur yang digelar 8 Februari 2015.
Kritik ikut didengar seorang tamu yang hadir dalam pertemuan itu dan dibenarkan Bendahara DPD Demokrat Jawa Timur Sugiri Sancoko. "Ya, menyinggung soal itu (kebijakan Menteri Susi)," katanya, Senin, 16 Februari 2015.
Sugiri sebatas menyampaikan, secara umum, SBY mengatakan bahwa sebetulnya yang paling sulit dilakukan adalah mencegah kapal-kapal asing masuk untuk mengganggu kedaulatan Indonesia. "Menenggelamkan kapal nelayan asing adalah hal yang mudah," katanya.
Namun si tamu memaparkan, dalam rapat itu, SBY mengingatkan Indonesia dapat kehilangan banyak teman negara-negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia gara-gara langkah tersebut. Itu sebabnya, SBY yang bicara dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat itu menambahkan, rezimnya tidak melakukan hal yang sama. "Karena sebetulnya banyak nelayan kita yang masuk ke perairan negara tetangga, seperti Myanmar dan Vietnam."
Adapun yang pernah dilakukan pemerintah sebelumnya adalah mengusir dua kapal perang Malaysia yang masuk ke perairan Ambalat. Juga pembebasan kapal Indonesia yang dibajak oleh bajak laut Somalia. "Kalau menenggelamkan kapal nelayan, siapa saja juga bisa," ujar SBY.
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
5 hari lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.