TEMPO.CO, Solo - Presiden Joko Widodo tak percaya begitu saja terhadap data penduduk miskin. Menurut data yang ada, jumlah penduduk miskin di Indonesia sekitar 11 persen atau 28 juta jiwa.
"Saya tidak percaya dengan data penduduk miskin itu. Setelah melihat sendiri ke lapangan ternyata kondisinya sangat berbeda," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional II Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dihadiri sekitar 8.000 peserta di Diamond Convention Center, Kota Solo, Jumat malam, 13 Februari 2015.
Menurut Jokowi, ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta dia mendapat laporan jumlah penduduk miskin sekitar 3,8 persen. Tetapi, setelah dia meninjau ke lapangan ternyata jumlahnya bertambah 3,7 persen.
Bahkan, ketika Jokowi berkunjung ke Malaysia, jumlah TKI sebanyak 2,3 juta berasal dari Indonesia dan 1,2 juta orang di antaranya ilegal. Hal ini, kata dia, adalah martabat bangsa yang sangat memalukan karena Indonesia salah satu negara pemasok tenaga kerja pembantu rumah tangga.
"Kami sudah meminta Menteri Tenaga Kerja untuk menghentikan pengiriman TKI pembantu rumah tangga," kata Jokowi. Pemerintah, kata dia, juga segera melakukan pemerataan dengan cara memberikan bantuan dengan alat mesin pertanian, pupuk, membangun waduk dan irigasi untuk para petani.
Kehadiran Presiden Jokowi kali ini didampingi Ketua Umum Hanura Wiranto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh. Musyawarah ini juga dihadiri sejumlah tokoh partai politik, baik dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun Koalisi Merah Putih (KMP), sejumlah pejabat negara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan tokoh nasional lainnya.
Tokoh partau yang hadir adalah, antara lain, politikus Partai Golkar, seperti Akbar Tanjung, Agung Laksono, dan Nurdin Halid; Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso; Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar; Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy; anggota Tim Sembilan, Jimly Assidiqie; dan Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin.
Menteri yang juga ikut hadir adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, daan Menteri PAN-RB Yudy Crisnandy.
IWANK | ANTARA
Berita terkait
Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali
36 menit lalu
Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaJokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh
1 jam lalu
Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo
Baca SelengkapnyaWarga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow
2 jam lalu
Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.
Baca SelengkapnyaPrabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya
2 jam lalu
Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.
Baca SelengkapnyaPBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar
4 jam lalu
PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaJokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang
5 jam lalu
Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi
Baca SelengkapnyaRespons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo
5 jam lalu
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo
Baca SelengkapnyaPSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP
5 jam lalu
Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.
Baca SelengkapnyaKata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan
6 jam lalu
Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN
8 jam lalu
Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.
Baca Selengkapnya