Ini Penyebab Hiu Tutul Terjebak di PLTU Paiton

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 11 Februari 2015 16:15 WIB

Petugas SAR Bantul mencoba memasang tali untuk menarik badan ikan hiu tutul yang mati terdampar di pantai Pelangi, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, (4/8/2012). Ikan hiu tutul ini merupakan ikan hiu kedua yang ditemukan mati terdampar di pesisir selatan Jawa. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Surabaya - Protection of Forest dan Fauna (Profauna) Indonesia menduga terjebaknya hiu tutul di kanal intake Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton disebabkan oleh faktor cuaca. "Kami menduganya seperti itu," ujar Ketua Profauna Indonesia Rosek Nursahid saat dihubungi Tempo, Rabu, 11 Februari 2015.

Rosek menjelaskan, gelombang tinggi di tengah laut menyebabkan hiu tersebut terseret dan masuk ke kanal PLTU Paiton. Akhirnya hiu tutul tersebut terjebak.

Selain karena gelombang laut yang tinggi, menurut Rosek, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan hiu tutul atau paus terdampar. Hiu atau paus bisa kehilangan navigasi sehingga tersesat dan akhirnya terdampar. Penyebab lainnya adalah pasang-surut air laut yang ekstrem akibat faktor cuaca.

"Jadi ini merupakan fenomena biasa. Terutama di sepanjang Laut Jawa hingga Selat Bali, itu sering terjadi," ujar Rosek.

Namun, Rosek mengakui bahwa sampai sekarang pihaknya belum melakukan investigasi lebih lanjut ihwal bagaimana bisa hiu tutul terjebak di kanal sebuah pembangkit listrik. Terjebaknya hiu tutul di Probolinggo ini baru kali ini terjadi.

Hiu tersebut terjebak di kanal PLTU Paiton sejak tujuh hari lalu. Hingga Senin lalu, hiu tutul ini dilaporkan masih hidup. Bahkan rencananya pada Rabu ini satwa itu akan dievakuasi. Sayang, hiu tutul ini lemas dan kemudian mati.

Menurut Ketua Tim Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar Ikram M. Sangaji, hiu tutul yang terjebak di kanal intake PLTU Paiton ditemukan mati pada Selasa, 10 Februari 2015.

Ikram mengatakan pihaknya sudah berupaya merawat hiu tutul ini. Namun ihwal penyebab kematian satwa bernama Latin Rhincodon typus ini, Ikram belum bisa menjelaskan. "Kami evaluasi dan mitigasi dulu. Nanti baru akan kami sampaikan," kata Ikram.

EDWIN FAJERIAL

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya