Petugas SAR Bantul mencoba memasang tali untuk menarik badan ikan hiu tutul yang mati terdampar di pantai Pelangi, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, (4/8/2012). Ikan hiu tutul ini merupakan ikan hiu kedua yang ditemukan mati terdampar di pesisir selatan Jawa. TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Probolinggo - Ketua Tim Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar Ikram M. Sangaji mengatakan hiu paus tutul yang terjebak di Kanal Intake Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton, Probolinggo, sejak sepekan lalu ditemukan dalam kondisi mati, Selasa, 10 Februari 2015. "Iya, sudah mati," kata Ikram, Rabu, 11 Februari 2015.
Ikram mengaku sudah berupaya merawat hiu tutul itu. Namun ihwal penyebab kematian satwa bernama Latin Rhincodontypus ini, Ikram belum bisa menjelaskan. "Kami evaluasi dan mitigasi dulu. Nanti baru akan kami sampaikan," katanya.
Informasi yang didapat Tempo menyebutkan, setelah ditemukan mati, satwa tersebut kemudian dievakuasi dan langsung dikubur. General Manager PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Paiton Rachmanoe Indarto belum bisa memberikan keterangan ihwal penyebab kematian hiu itu. "Kami belum mendapat laporan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut," kata Rachamanoe.
Hiu tutul itu terjebak di kanal PLTU Paiton sejak 2 Februari 2015. Keberadaan hiu di dalam kanal diketahui oleh salah satu operator PLTU Paiton. Diduga hiu itu terjebak di kanal pembangkit listrik setelah terpisah dari kawanannya di pantai Probolinggo.
Hingga Senin lalu, hiu tutul ini dilaporkan masih hidup. Bahkan rencananya pada Rabu ini satwa itu akan dievakuasi. "Namun Selasa siang kemarin (hiu tutul itu) terlihat lemas, dan kemudian mati," kata seorang sumber di PLTU Paiton.