TEMPO.CO, Surabaya - Ketua tim Disaster Victim Identification Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Budiyono mengatakan, setelah berhasil diidentifikasi, jenazah kopilot AirAsia QZ8501, Remi Emmanuel Plesel, untuk sementara disimpan di kontainer pendingin. DVI masih menunggu keputusan Kedutaan Besar Prancis soal jenazah tersebut.

Menurut Budiyono, DVI sedang berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, tapi belum ada kepastian apakah jenazah akan dikremasi di Surabaya atau dikirim ke keluarganya di negara asal. "Tugas kami hanya mengidentifikasi korban. Soal jenazah mau dikemanakan, terserah keluarga," ujarnya, Selasa, 10 Februari 2015.

Departemen Safety Air Asia Dono Sukoco menuturkan pihaknya belum dapat memutuskan lantaran masih menanti sikap Kedutaan Besar Prancis serta keinginan keluarga Remi. "Sama seperti tim DVI, kami juga sedang berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Prancis. Jadi, belum memutuskan langkah selanjutnya," katanya.

Jasad Remi teridentifikasi berdasarkan metode primer berupa roengen gigi yang dicocokkan dengan data antemortem berupa dental record yang diperoleh dari dokter gigi yang merawat korban semasa hidupnya.

Selain itu, jasad Remi juga dikenali berdasarkan metode sekunder berupa temuan medis dan antropologi yang terdapat kecocokan antara jenis kelamin, usia, dan tinggi badan. Diperkuat pula dengan temuan properti berupa baju seragam pilot yang masih menempel di tubuhnya.

MOHAMMAD SYARRAFAH