Saran Greenpeace untuk Menteri Susi Pudjiastuti

Reporter

Jumat, 30 Januari 2015 05:35 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 26 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Tegal: Greenpeace Indonesia menyarankan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti segera berdialog dengan nelayan untuk mencari solusi ihwal alat tangkap ikan yang ramah lingkungan.

“Belum adanya alternatif alat tangkap lain dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 itu menjadi catatan kami,” kata Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia, Arifsyah Nasution, pada Kamis, 29 Januari 2015. (Baca juga: Menteri Susi Diprotes Wali Kota Tegal)

Peraturan yang melarang penggunaan alat tangkap ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets) itu memicu reaksi keras dari nelayan di berbagai daerah. Pada Rabu lalu, ribuan nelayan di Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Batang, berunjuk rasa menolak peraturan tersebut. (Baca: Lobster Ditolak, Nelayan Protes Menteri Susi)

Sebagian nelayan di tiga daerah itu menggantungkan hidup pada alat tangkap cantrang dogol yang termasuk satu dari enam jenis pukat tarik berkapal (boat or vessel seines). Nelayan menuntut pemerintah mencabut peraturan itu atau memberikan bantuan alat tangkap alternatif lain yang tidak dilarang. (Baca: Lima Hari, Menteri Susi Tangkap 14 Kapal Ikan)

Arif mengatakan, alat tangkap ikan pukat dilarang karena merusak ekosistem terumbu karang di perairan beradius 4-12 mil dari pantai. Rapatnya mata jaring pukat juga menangkap seluruh jenis ikan, termasuk ikan-ikan kecil yang bukan target nelayan. (Baca: Buat Aturan Baru, Menteri Susi Didemo 10 Kelompok)

Selain pukat tarik dan hela, Arif berujar, seluruh alat tangkap ikan yang menggunakan jaring sebenarnya juga bersifat destruktif. “Purse seine (pukat cincin) itu juga tidak ramah lingkungan, tapi belum dilarang. Mungkin sekarang sedang dikaji Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ujarnya.

Mencegah kerusakan ekosistem laut akibat aktivitas penangkapan ikan, Greenpeace Indonesia menawarkan sejumlah solusi untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pertama, membuat standar ukuran mata jaring nelayan. Kedua, menggandeng pemerintah daerah untuk mengatur batas operasi kapal tergantung dari jenis alat tangkap ikannya.

“Pemerintah juga musti memberi kompensasi kepada nelayan yang tidak bisa melaut karena alat tangkap ikannya dilarang,” kata Arif.

Dia juga mendesak pemerintah segera merealisasikan janji Presiden Joko Widodo mendirikan Bank Nelayan yang mudah diakses nelayan kecil untuk usaha budidaya ikan dan lain-lain.

Menurut Ketua Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT), Eko Susanto, mayoritas nelayan di Tegal menggunakan cantrang dogol karena biaya pembuatannya lebih murah. “Cantrang itu lebih murah, Rp 20 juta sudah dapat. Kalau purse seine itu satu unit mencapai Rp 500 juta,” kata Eko.

Jika seluruh kapal nelayan beralih menggunakan purse seine karena tidak dilarang, Eko berujar, akan terjadi persaingan ketat di laut. Dampaknya, harga ikan bisa anjlok akibat semua kapal mendaratkan jenis ikan yang sama. “Kalau peraturan yang melarang cantrang dogol tidak segera dicabut, kami siap menggelar aksi yang lebih besar di Jakarta,” kata Eko.

DINDA LEO LISTY

Berita lain:
Terdampar di Chechnya, Wanita Ini Ditolak Jadi WNI

Terkuak, Siapa yang Menerbangkan Air Asia Maut

Gaya Komunikasi Jokowi Bikin Bingung

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

4 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

15 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

38 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

39 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

39 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

45 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

45 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

45 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya