Meme respon nitizen atas pernyataan Menkopolhukam. Twitter.com
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno pernah mengatakan bahwa pencalonan Kepala Kepolisian RI layaknya adu tinju. Ia mengatakan sikap mendukung salah satu calon tak bisa dihindari saat memilih nama Kepala Polri pengganti Jenderal Sutarman. (Baca: Beredar Meme Menteri Tedjo di Medsos)
Tedjo, yang juga kader Partai NasDem, tidak membantah saat ditanyai bahwa sang Ketua Umum Partai, Surya Paloh, menjagokan Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kepala Polri. Badrodin dikabarkan dekat dengan partai itu. (Baca: EKSKLUSIF: Samad KPK-Tedjo Gesekan di Istana Bogor)
"Pernah menonton tinju? Tidak terlalu kenal, kan, dengan petinjunya? Tapi kadang dalam hati ingin membela salah satunya. Normal menjagokan sesuatu yang kita kenal," katanya dalam wawancara khusus dengan majalah Tempo di kantornya, Senin, pekan lalu.
Namun, sebagai Ketua Komisi Kepolisian Nasional, Tedjo mengatakan dirinya tidak menjagokan satu pun nama calon Kapolri dari sembilan nama yang diajukan. "Biarpun saya menjagokan salah satu, bukan hak saya juga untuk memilih," katanya.
Menteri Tedjo ramai diperbincangkan saat ini karena sering mengeluarkan pernyataan kontroversial. Salah satunya dengan menyebut pendukung Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai rakyat tak jelas. "KPK jangan membakar massa. Konstitusi yang akan dukung, bukan dukungan rakyat yang enggak jelas itu," ujarnya. (Baca: KPK Vs Polri, Menteri Tedjo: Jangan Bakar Massa)
Akibat pernyataan itu, Tedjo dilaporkan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan ke Bareskrim. "Kami menganggap Pak Tedjo itu sebagai menteri telah menghina rakyat Indonesia," katanya di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin, 26 Januari 2015. (Baca: Menkopolkam: Kami Akan Selamatkan Keduanya)