Profesor Santoso Hamijoyo : Saya Memang Tegas dan Disiplin

Reporter

Editor

Sabtu, 9 Juli 2005 05:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketegasan Profesor Santoso Sastro Hamijoyo memberantas korupsi di lingkungan perguruan tinggi membuahkan petaka bagi guru besar dari tiga Universitas itu. "Benar kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono koruptor masih bercokol di tubuh birokrasi, bukan saja di birokrasi sipil atau swasta, tetapi di tubuh polisi dan kejaksaan,"katanya.Pernyataan Rektor Universitas Dr.Soetomo Surabaya, Jawa Timur itu ungkapan kekesalan, karena merasa dikerjai polisi Polwiltabes Surabaya dan Kejaksaan. "Saya bangga bisa tegas dan menegakkan disiplin di lingkungan akademik,"katanya. Berkas Profesor Santoso dinyatakan P-21. "Padahal saya baru sekali diperiksa,ujarnya. Profesor Santoso dituduh menggelapkan dana milik Unitomo sebesar Rp 6,5 miliar Kisruh itu berawal dari masuknya Profesor Santoso Hamijoyo ke Unitomo, Surabaya pada tahun 2002. Saat itu Universitas yang sedang megap-megap membutuhkan pemimpin. "Saya merasa terpanggil, setelah berkeliling tempat sebagai birokrat akhirnya kembali ke perguruan tinggi,"katanya.Salah satu tugas yang dibebankan kepada Professor Santoso adalah memperbaiki kondisi keuangan kampus tersebut. Untuk memperbaikinya, Santoso mulai dari memeriksa keuangan Universitas tersebut. Ia membentu Badan Audit Internal, bahkan auditornya juga diangkat sebagai Pembantu Rektor di tempat itu. Dari hasil asudit tampak ada dana yang digerogoti tiap tahunnya dan tanpa pertanggung jawaban yang jelas. Hasil audit itu diserahkan Profesor santoso ke polisi.Hasilnya, salah seorang pegawai dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Tapi Sansoto tak puas, karena ia yakin peghawai kecil' itu hanya dikorbankan. "Pelaku sesungguhnya bukan dia, masak teller sampai makan uang miliaran rupiah,"katanya.Tak senang dengan tindak tanduk Professor Santoso yang mengobok-obok orde lama, orang-orang dari Yayasan Pendidikan Cendekia Utama (YPCU) yang dulu sudah membubarkan diri dan mempercayakan sepenuhnya pada Profesor Santoso, hidup lagi. Mereka membentuk Yayasan tandingan sebagai pemilik Unitomo. Lalu mereka melaporkan Profesor Santoso ke polisi dengan tuduhan penggelapan dana milik Yayasan sebesar Rp 6,5 miliar. "Saya tak makan uang Unitomo, semuanya ada pertanggungjawabannya, auditnya lengkap oleh akuntan publik. Saya punya bukti-buktinya,"katanya.Laporan dari Yayasan itu ternyata diproses dengan cepat oleh polisi di Polwiltabes Surabaya. Profesor Santoso langsung dinyatakan sebagai tersangka. Rekening milik Unitomo juga disita polisi. "Saya kasihan dosen-dosen dan pegawai-pegawai gara-gara rekening itu disita, gajian mereka jadi tak lancar,"katanya. Namun, Professor Santoso didukung para mahasiswa dan civitas akademika Unitomo lainnya. "Saya bangga dengan mereka,"kata Santoso mengenai civitas akademika yang mendukungnya menegakkan disiplin di kampus itu. Unitomo, menurut Profesor Santoso, bukanlah Universitas kalangan berpunya. "Disini kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah, tapi saya bangga dengan mereka,"katanya. Unitomo juga termasuk universitas swasta terbesar di Surabaya, dengan 8.000 mahasiswa lebih.Ahmad Taufik

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

3 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

3 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

8 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

8 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

8 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

14 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya