Wakil Presiden, Jusuf Kalla (kiri), bersama Gubernur DKI, Ahok, mengantar Jokowi di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 12 Desember 2014. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai keputusan Presiden Joko Widodo mencalonkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI sudah benar, meski kini Budi berstatus tersangka korupsi. "Beliau (Jokowi) ambil keputusan enggak mungkin salah," kata Ahok di Balai Kota, Jumat, 16 Januari 2015.
Ahok mengaku tahu persis bagaimana sikap Jokowi dalam memilih dan memutuskan suatu hal. "Beliau instingnya bagus dan tajam. Kalau enggak begitu, tidak bisa jadi presiden dong," ujarnya. Ahok meyakini Jokowi punya alasan yang kuat memilih Budi. (Baca: Sutarman Masih Kapolri yang Sah, Lalu Badrodin?)
Ahok juga menganggap Jokowi tahu keinginan rakyat, termasuk soal Budi Gunawan. "Orang salah paham, pikir macam-macam. Beliau, kan, yang memilih," tuturnya. Ahok malah balik bertanya, siapa yang pantas menggantikan Jenderal Sutarman sebagai Kapolri jika bukan Budi Gunawan. (Baca: Menkopolhukam: Sutarman Masih Kapolri.)
Jokowi mengajukan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Mantan ajudan Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri ini dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan di DPR. Hanya Fraksi Partai Demokrat yang menolak pencalonan Budi Gunawan. Dengan menyandang status tersangka korupsi, keputusan kembali ke Jokowi, apakah akan melantik Budi Gunawan atau tidak. (Baca juga: KPK ke Istana, JK dan Andi Beda Penjelasan.)