Aher Teken Kesepahaman Fasilitasi Produksi Film
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Jumat, 16 Januari 2015 04:41 WIB
TEMPO.CO , Bandung : Gubernur Ahmad Heryawan menandatangani naskah kesepahaman (MoU) dengan Persatuan Produser Film Nasional (PPFI), untuk memfasilitasi penggunaan lokasi pengambilan gambar film di Jawa Barat.
"Tidak terbayang ada MoU seperti ini antara Pemprov Jabar dengan PPFI untuk meningkatkan perfilman secara khusus dengan lokasi pembuatannya di Jawa Barat," kata dia di sela penandatanganan kesepahaman itu di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 15 Januari 2015.
Gubernur dengan sapaan Aher itu mengaku, naskah kesepahaman itu tidak akan ada jika wakil gubernurnya bukan Deddy Mizwar, yang juga orang perfilman.
Dia menunjuk wakilnya itu untuk membahas hal teknis soal kelanjutan naskah kesepahaman itu. "Hal-hal yang lebih rinci akan dibicarakan di tingkat teknis. Dukungan akan kita berikan sesuai dengan hukum anggaran. Prinsipnya tidak ada persoalan untuk saling bantu meringankan," kata dia.
Aher mengatakan, Jawa Barat dengan potensi penduduk 46 juta orang menjadi pasar potensial bagi pemasaran film. Selain itu, potensi alamnya yang unik juga potensial untuk digunakan menjadi lokasi pembuatan film. "Kita ingin struktur pemerintah bergerak, ditambah civil society bergerak memasarkan ini secara natural dan struktural ini yang terpenting di antara rincian kerjasamanya," kata dia.
Wakil Gubernur Deddy Mizwar mengatakan, tindak lanjut kesepahaman itu diantaranya menjajaki kemungkinan memangkas perizinan lokasi untuk produksi film, menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk memangkas biaya akomodiasi hotel untuk tim produksi, hingga meminjamkan genset untuk kebutuhan listrik saat pengambilan gambar. "Kita akan siapkan," kata Deddy.<!--more-->
Deddy mengatakan, alam, budaya, dan masyarakat Jawa Barat mendukung produksi film. Dia mengaku, sudah membuktiksan sendiri saat produksi film Nagabonar pertama. Saat itu 90 persen lokasi pengambilan gambarnya di Pelabuhan Ratu, bukan di Sumatera Utara. Ratusan figuran yang seluruhnya masyarakat sekitar gampang diminta akting sebagai figuran film. "Mereka dilatih sebentar sudah bisa jadi orang batak," kata dia.
Tak hanya itu, pemerintah Jawa Barat juga sudah menyiapkan program pendirian sejumlah bioskop di wilayah yang potensial untuk memperluas jangkauan pemasaran film. "Saya orang film, saya tahu kebutuhan film, makanya mari kita bersama-sama mengangkat kehormatan film Indonesia," kata dia.
Ketua Umum Persatuan Produsen Film Indonesia (PPFI) Firman Bintang menjanjikan, akan mempromosikan Jawa Barat dalam film asalkan diberi kemudahan dan fasilitas untuk memproduksi film. "Kalau diberi kesempatan, dukungan dan fasilitas, maka kami berjanji akan meningkatkan promosi dan pariwisatanya," kata dia di sela penandatangan naskah kesepahaman itu.
Firman mengatakan, setiap tahun rata-rata ada 100 film yang diproduksi setiap tahun, 80 judul diantaranya produksi anggotanya. "Dari seratus judul film yang diproduksi setiap tahun, 70 judul itu rugi. Tapi karena kami menjaga kehormatan industri film, makanya kami terus membuat film," kata dia.(Baca : Aher Larang Kepala Dinas ke Luar Negeri)
Firman mengajak sejumlah produser film untuk menyaksikan penandatangan MoU antara pemerintah Jawa Barat dan PPFI. Diantaranya, Boksan Tani pemilik PT Rapi Film, serta Ram Soraya dari PT Soraya Film, Manoj Punjabi dari MD Pictures, Rudi Sunyoto, Hari Simon dari Jatayu Film, Manot Sentani dari 13 Production, serta Gatot Brajamusti. Sejumlah artis film juga ikut hadir diantaranya Ira Wibowo, serta Surya Saputra.
Pemilik MD Pictures, Manoj Punjabi yang pernah memproduseri film Ayat-Ayat Cinta, Habibie dan Ainun mengaku tengah menyiapkan film baru yang seluruh latar dan lokasinya di Jawa Barat. Dia menunggu kelanjutan kerjasama itu. "Kalau anda all-out, kita lebih all-out lagi promosikan Jawa Barat," kata dia.
Manoj mencontohkan sejumlah fasilitas yang bisa diberikan untuk memudahkan produksi film. Pemilihan lokasi misalnya, kadang sengaja disiasati untuk menekan biaya. Jika biaya ini bisa dipangkas, duitnya bisa digunakan untuk memaksimalkan pengambilan gambar. "Akomodasi misalnya. Hal-hal begini kecil, tapi kalau bisa dapat keringanan bisa menambah budget untuk show-case," kata dia.
AHMAD FIKRI
Berita Terpopuler
4 Aktor di Balik Blunder Pemilihan Budi Gunawan
SBY Copot Jabatan Tersangka, Kini Jokowi Malah...
Rekening Anak Budi Gunawan Bikin Heran KPK
Alasan Mabes Polri Kerahkan Pasukan ke KPK