Calon Kapolri, Komjen Budi Gunawan mengangkat tangan bersama pimpinan rapat, Agus Hermanto (kanan), Taufi Kurniawan (kiri) dan Setya Novanto (kedua kiri) dalam Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 15 Januari 2015. DPR menyetujui Budi Gunawan menjabat Kapolri menggantikan Sutarman. Pengesahan Budi sebagai Kapolri disetujui oleh 9 fraksi di DPR, kecuali Demokrat. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh berharap Presiden Joko Widodo tetap melantik calon Kepala Kepolisian yang disetujui DPR, Komisaris Jenderal Budi Gunawan. "Menurut saya, harusnya pelantikan (Budi Gunawan) tetap berlangsung," kata Surya di ruang Fraksi NasDem DPR pada Kamis, 15 Januari 2015.
Menurut Surya, status tersangka terhadap Budi Gunawan memang memberatkan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian itu. "Namun upaya untuk membangun sistem ketatanegaraan harus tetap berlanjut," katanya. (Baca: Surya Paloh: NasDem Tetap Dukung Budi Gunawan)
Presiden Jokowi menyampaikan surat kepada DPR pada 9 Januari 2015. Presiden meminta persetujuan DPR untuk mengangkat calon tunggalnya, Budi Gunawan, sebagai Kapolri baru. Sidang paripurna, termasuk Fraksi NasDem, juga mendukung pengangkatan Budi Gunawan. (Baca: Rahasia Jokowi Mengatasi Kisruh Budi Gunawan)
Siang tadi, Surya mengaku makan siang bersama Jokowi di Istana. Namun ia enggan menyebutkan apa isi pembicaraan antara dirinya dan Jokowi ihwal pelantikan Budi Gunawan. Ditanya apakah pelantikan Budi Gunawan berlangsung sore ini atau Jumat besok, Surya tetap bungkam. "Nanti malam akan ada progres yang disampaikan ke masyarakat," katanya. (Baca: Malam Ini, Jokowi Umumkan Nasib Budi Gunawan)
Menurut Surya, tak ada salahnya presiden memilih calon dalam waktu begitu cepat. "Apa yang salah dari proses yang cepat? Lebih cepat lebih baik."