Cerita Seru di Balik Pemilihan Komjen Budi Gunawan
Editor
Fery Firmansyah
Senin, 12 Januari 2015 06:42 WIB
TEMPO.CO , Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), M. Nasser, punya cerita di balik pemilihan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian RI oleh Presiden Joko Widodo. Nasser mengklaim bahwa pemilihan Budi sesuai prosedur karena dia adalah satu dari lima jenderal bintang tiga yang diajukan Kompolnas ke Presiden Joko Widodo. "Sudah benar," kata dia kepada Tempo, Ahad, 11 Januari 2015.
Menurut Nasser, Kompolnas mengajukan lima kandidat Kapolri kepada Presiden Joko Widodo berdasarkan keputusan rapat di Kantor Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Kamis, 8 Januari 2015, Menteri Tedjo Edhie Purdijanto yang merupakan Ketua Kompolnas memimpin rapat yang berlangsung sejak pukul 09.30 WIB hingga 11.00 WIB itu. (Baca: Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK)
Nasser yang ikut dalam rapat itu mengatakan awalnya Kompolnas membawa sembilan nama perwira tinggi polisi calon pengganti Jenderal Sutarman. Namun akhirnya diseleksi hingga tersisa lima kandidat, termasuk Budi Gunawan. |
Menurut Nasser rapat tersebut berjalan alot karena semua anggota Kompolnas punya pendapat berbeda. Sebagai contoh jagoan calon Kapolri baru pilihan Nasser berbeda dengan pilihan Adrianus Meliala, anggota Kompolnas lainnya. "Tapi kami tak sampai ambil voting, cukup beradu argumen dan data," tuturnya.
<!--more-->
Dalam rapat tersebut, kata Nasser, Menteri Tedjo menjadi pendengar dan "juru damai" debat. Nasser mengatakan bahwa Tedjo Edhie tak punya jagoan "Beliau hanya bilang, kalau sudah bintang tiga para kandidat sudah melalui halangan dan rintangan dan layak masuk bursa Kapolri," kata Nasser.
Hasil rapat siang itu dituangkan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, Surat tersebut berisi pertimbangan untuk mengganti Kapolri Jenderal Sutarman berikut lima nama calon kandidat. Menteri Tedjo, kata Nasser, mengirimkan surat itu kepada Presiden Jokowi di hari yang sama.
Anggota Kompolnas lainnya, Edi Saputra Hasibuan, mengatakan proses seleksi terhadap Kapolri dipercepat. Awalnya, Kompolnas menyiapkan tahapan seleksi pada akhir Februari 2015. "Belakangan kami intensifkan," kata Edi kepada Tempo.
Menurut Edi, seleksi dipercepat setelah Menteri Tedjo Edhy diminta Presiden Joko Widodo menyiapkan nama pengganti Jenderal Sutarman. Akhirnya Kompolnas sepakat hanya mengajukan perwira berpangkat Komisaris Jenderal. Ada lima yang diajukan yakni Wakil Kapolri Komjen Badrodin Haiti, Kepala Badan Reserse Kriminal Komjen Suhardi Alius, Kepala Lembaga Pendidikan Polisi Komjen Budi Gunawan, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Komjen Putut Eko Bayuseno, dan Inspektur Pengawasan Umum Komjen Dwi Prayitno.
Presiden Jokowi belakangan menyerahkan nama Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Jumat, 9 Januari 2015. Budi Gunawan lantas menjadi sorotan karena memiliki harta kekayaan yang lebih besar ketimbang empat calon lainnya. Harta kekayaan mantan ajudan Presiden RI keempat Megawati Soekarnoputri itu mencapai Rp 22,6 miliar. (Baca: 3 Blunder Jokowi Pilih Komjen Budi Gunawan)
INDRA WIJAYA | RIKY FERDIANTO
Berita Terpopuler
2 Perusahaan Ini Setor Duit ke Budi Gunawan
Diancam Bom, Kantor VoA Indonesia Gelap Gulita
Ahmad Dhani Berkicau Air Asia dan Takhayul