Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bersama Presiden PKS Anis Matta, Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie, ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung dan Ketum PPP Suryadharma Ali, menggelar acara syukuran Koalisi Merah Putih di Masjid Al-Bakrie, Jakarta, 10 Oktober 2014. Syukuran ini diadakan setelah KMP berhasil memenangkan kursi pimpinan DPR dan MPR. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO , Jakarta: Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya, Desmond Junaidi Mahesa, mengatakan partainya bakal berkoordinasi dengan organisasi masyarakat keagamaan untuk menentukan sikap partai terhadap Pemilihan Kepala Daerah langsung. Di antaranya seperti Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah.
"Karena dari awal kami berkoordinasi dengan ormas keagamaan dan kelompok intelektual," kata Desmond saat dihubungi Tempo, Ahad, 11 Januari 2015.
Namun, Desmond belum dapat memastikan kapan diskusi tersebut dilaksanakan. Hal ini tergantung dari agenda Dewan Perwakilan Rakyat dan rapat di komisi. "Sedang mencari cela agenda, kapan bisa disisipkan."
Kata Desmond, hingga kini partainya belum menentukan sikap resmi apakah mendukung atau menolak Pilkada langsung. Desmond menceritakan mulanya para Ormas dan kelompok intelektual menyatakan bahwa pilkada langsung banyak memiliki kekurangan dan tidak baik untuk diterapkan. Maka, awalnya Gerindra sempat mewacanakan akan menolak pilkada langsung.
"Makanya kami akan berdiskusi, kalau ormas agama dan kelompok intelektual berubah, ya, bisa jadi kami juga berubah. Mana yang baik lah."
Meski kini komposisi partai yang mendukung Pilkada langsung lebih banyak, Desmond tidak mempermasalahkannya. Bagi Gerindra, yang terpenting adalah ideologi dan program pro rakyat.
"Kami tidak mencari popularitas dengan ikut-ikutan Pilkada langsung tanpa pendasaran yang pasti."