BMKG Yogyakarta Minta Warga Waspadai Panas Ekstrim

Reporter

Minggu, 11 Januari 2015 15:49 WIB

TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Teguh Prasetyo meminta, warga wilayah DIY dan sekitarnya mewaspadai potensi peningkatan suhu udara cukup ekstrim, kurun waktu bulan Januari hingga awal Februari 2015.

"Pagi hingga siang hari bisa mencapai 33 derajat celcius atau lebih, jika gangguan cuaca menguat," ujar Teguh kepada Tempo Ahad 11 Januari 2015.

Sepekan terakhir suhu udara di wilayah DIY dan sekitarnya masih di kisaran 31,8 hingga 32 derajat celcius. Namun, menurut Teguh, saat ini suhu udara belum merepresentasikan fase puncak deklinasi matahari. "Matahari masih belum di atas garis persis untuk wilayah DIY, jadi masih bisa bertambah panas," kata dia.

Teguh menuturkan, peningkatan suhu udara saat mamasuki puncak musim penghujan ini makin ekstrim tatkala produksi awan kian menyusut di atas pulau Jawa. Akibat anomali yang terjadi di Samudera Hindia yang memicu udara menjadi relatif dingin.

"Udara relatif dingin di samudra itu membuat penguapan berkurang, awan sedikit, dan sinar matahari tak terhalang apapun sampai ke bumi," kata dia.(Baca : DIY Waspada Angin Kencang hingga Akhir November )

Yang patut diwaspadai ketika suhu makin daratan makin meningkat ini, kata Teguh, yakni potensi angin yang semakin kencang. Sebab, bersamaan dengan minimnya pembentukan awan, terjadi gangguan cuaca di wilayah Australia.

"Saat ini terjadi pula tekanan rendah di kawasan Australia yang memicu terjadinya konvergensi atau pengumpulan angin ke wilayah tersebut besar-besaran," kata dia.

Konvergensi di wilayah Australia itu memicu angin bertiup semakin kencang untuk wilayah laut Jawa, NTT (Nusa Tenggara Timur), dan sepanjang Laut Banda. "Untuk warga kami sarankan waspada dengan potensi angin kencang sewaktu-waktu yang lebih sering," kata dia.

Untuk daratan sendiri kecepatan angin bervariasi. Dengan kondisi normal sekitar 20 kilometer per jam. Sedangkan untuk kecepatan angin di laut tengah mengalami peningkatan di atas 30 kilometer per jam dengan tinggi gelombang maksimal 4 meter.

Nelayan pesisir Pantai Sadeng Gunung Kidul Rujimanto menuturkan, sebagian besar nelayan sepekan terakhir memang banyak memilih tak melaut lantaran gelombang masih cukup tinggi. Akibatnya banyak pasokan ikan di pasar lelang kurang terpenuhi. Khususnya tuna.

"Ini sedang mongso kepitu, musim angin barat, angin pas kencang-kencangnya, nggak ada yang mau nekat," kata Rujimanto. Menurut nelayan puncak angin laut kencang ini biasanya terjadi satu sampai dua bulan.

PRIBADI WICAKSONO


Berita Terpopuler
Jokowi Tunjuk Budi Gunawan, Kapolri Cacat Bawaan
Budi Gunawan Bermasalah, Ini Saran untuk Jokowi
Jokowi Tunjuk Budi Gunawan Cepat, Mengapa?
Jonan: Pencarian Black Box Air Asia Bukan Utama

Berita terkait

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

1 jam lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 4,8 mengguncang wilayah Banten dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 15.27 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

1 jam lalu

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar bawah laut.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

4 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

11 jam lalu

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

12 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

13 jam lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca Selengkapnya

BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

1 hari lalu

BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan beberapa sesar atau patahan di sekitar Ibu Kota Nusantara tampak masih aktif.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

1 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, Jumat 26 April 2024, berawan dan hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

2 hari lalu

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.

Baca Selengkapnya