Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 6 Januari 2015 03:08 WIB

Kalemdikpol Irjen Pol Budi Gunawan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Juntho mengatakan pihaknya bakal memperingatkan Presiden Joko Widodo ihwal calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Menurut Emerson, ICW tidak merekomendasikan Kepala Lembaga Pendidikan Komjen Budi Gunawan dan Asisten Operasi Kapolri Irjen Badrudin Haiti maju menjadi calon Kepala Kepolisian.

"Pasti tidak (merekomendasikan). Jangan dipaksakan kalau punya kartu kuning," kata Emerson saat dihubungi Tempo, Senin, 5 Januari 2014. (Baca: Budi Gunawan Kapolri, ICW: Itu Mimpi Buruk)

Sebelumnya, pada Juni 2010, majalah Tempo menulis laporan mengenai rekening gendut polisi. Dalam laporan itu, disebut per tanggal 19 Agustus 2008 kekayaan Budi Gunawan mencapai Rp 4,6 miliar. Dia juga dituduh melakukan transaksi dalam jumlah besar, tak sesuai dengan profilnya. Bersama anaknya, Budi disebutkan telah membuka rekening dan menyetor masing-masing Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar.

Sementara Badrodin Haiti per tanggal 24 Maret 2008 disebut memilik harta Rp 2 miliar dan US$ 4.000. Dia juga dituduh membeli polis asuransi pada PT Prudential Life Assurance Rp 1,1 miliar. Asal dana dari pihak ketiga. Menarik dana Rp 700 juta dan menerima dana rutin setiap bulan. (Baca: Pemilik Rekening Gendut Masuk Bursa Kapolri)

Bila salah satu dari keduanya terpilih, kata dia, artinya ada proses pemilihan yang janggal. Sebab, keduanya pernah masuk dalam daftar pemilik rekening gendut. "Logikanya, pemilihan Menteri saja harus melalui saringan PPATK dan KPK. Kalau kedua calon itu lolos, lha ini ada apa?," ujar Emerson.

Dampak yang terjadi bila Budi atau Badrudin terpilih, kepercayaan masyarakat terhadap polisi sebagai penegakan hukum akan berkurang bahkan hilang. Selain itu, menurut Emerson, polisi sulit menindak tegas kasus korupsi atau pencucian uang. (Baca: ICW Tak Kaget Kasus Rekening Gendut Marak, Kenapa?)

Anggota Komisi Kepolisian Nasional M. Nasser mengatakan pihaknya masih memperdalam pengumpulan informasi rekam jejak kedua calon. Katanya, Kompolnas belum mendapat laporan soal dugaan kepemilikan rekening gendut kedua calon.

Hingga saat ini, Kompolnas masih dalam tahap penyempurnaan informasi secara keseluruhan. Nama-nama calon Kapolri juga belum diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat. "Belum sejauh itu. Kami masih menanyai mantan atasannya, mantan anak buahnya, tetangganya, si calon ini gimana," kata Nasser.

Selain kedua calon tersebut, Kompolnas juga akan menggali informasi rekam jejak para polisi bintang tiga. "Kami belum mempertajam akan mengerucut ke siapa, yang jelas kami kumpulkan informasinya semua dulu," kata Nasser.

DEWI SUCI RAHAYU

Baca berita lainnya:
Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat

Ribut Rute AirAsia, Menteri Jonan di Atas Angin?

Jauhi Hotel dan Bank Terkait Amerika di Surabaya'

Jonan Bekukan Rute AirAsia, Ada Tiga Keanehan

Bos Air Asia: Headline Media Malaysia Ngawur

Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

10 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Budi Gunawan Optimistis Tim Putra dan Putri Jakarta STIN BIN Mampu Menjuarai Proliga 2024

12 hari lalu

Budi Gunawan Optimistis Tim Putra dan Putri Jakarta STIN BIN Mampu Menjuarai Proliga 2024

Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn.) Budi Gunawan optimistis tim putra Jakarta STIN BIN dan tim putri Jakarta BIN mampu merengkuh gelar Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

21 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

24 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

25 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

28 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

29 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

29 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

30 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

30 hari lalu

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

Yusril mengatakan, anggotanya yang meminta agar MK memanggil Kepala BIN Budi Gunawan di sidang sengketa Pilpres 2024 adalah tindakan spontan.

Baca Selengkapnya