Warga menggunakan becak untuk menembus banjir yang memutus akses ke kota di Jalan Raya Moch Toha, Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 2014. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO , Bandung: Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mineral Jawa Barat Eddy S Nasution mengungkapkan road map penanganan komprehensif banjir Sungai Citarum telah dibikin sejak 2010 lalu. "Tapi belum semua program diimplementasikan," kata dia kepada Tempo, Jumat, 26 Desember 2014. (Apindo: Swasta Siap Bantu Atasi Banjir Bandung)
Menurut Eddy, road map itu telah disetujui oleh Bappenas. Salah satunya, pemerintah menggelontorkan dana Rp 1,3 triliun untuk pengerukan sungai, sejak 2011. Pelaksananya, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. (Pemerintah Dinilai Lamban Atasi Banjir Bandung)
Pemerintah juga berencana membuat sodetan dari Sungai Cisangkuy di kawasan Baleendah, Kabupaten Bandung, langsung menuju Sungai Citarum. Tujuannya, memindahkan pertemuan air Sungai Cisangkuy dan Citarum dari kawasan Dayeuhkolot, yang merupakan titik terendah di kawasan langganan banjir di Bandung Selatan. "Ini juga belum bisa dilakukan," kata dia. (Banjir, Perdagangan di Bandung Selatan Lumpuh)
Selain itu, dibuat polder atau kolam penampungan banjir di Parunghalang, dan Citepus, Kabupaten Bandung. "Tapi kelihatanya malah tidak ada manfaatnya karena tinggi air di Sungai Citarum dan Parunghalang sudah sama, sehingga sistem pompanya tidak bisa diandalkan," kata Eddy.
Eddy mengatakan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan akan mempresentasikan kembali road map itu ke pemerintah pusat. Targetnya, minimal dalam jangka pendek rencana yang belum tuntas itu bisa dipercepat. Seperti pembuatan p older Cieunteung, sodetansungai Cisangkuy, serta pengerukan lagi sungai Citarum.