Jokowi Ganti Raskin ke E-Money, 'Banyak Minusnya'  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 16 Desember 2014 11:16 WIB

Beras Raskin. ANTARA/Aco Ahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo berencana mengganti jatah beras untuk masyarakat miskin (raskin) dengan uang elektronik atau e-money. Peneliti pertanian dari Universitas Andalas, John Parlis, membeberkan sejumlah kelemahan dalam kebijakan e-money.

"E-money rentan disalahgunakan. Apakah ada jaminan rakyat miskin penerima e-money akan membeli beras? Atau malah beli rokok?" ujar John di Jakarta, Senin, 15 Desember 2014. (Baca: 'Beras Miskin' Dimainkan Kartel, KPK Lepas Tangan)

Bahkan, kata John, dari penelitian universitasnya, koversi tersebut bakal mengurangi pembelian beras terhadap petani. "Karena sudah tak ada raskin, maka pemerintah tidak membeli beras ke petani," kata dia. (Baca: Bulog: Peralihan Anggaran Raskin Atas Saran BPK)

Dampak lebih lanjut, jelas John, akan memupus semangat petani memproduksi beras. "Karena petani tak semangat, malas produksi. Efeknya, bisa memicu impor beras," katanya. Menurut dia, dengan impor beras membuat Indonesia ketergantungan dan merusak ketahanan pangan.

Meskipun demikian, John mengemukakan keuntungan lain dari penerapan e-money. Misalnya, lebih efisien dan lebih demokratis. "Tapi jauh lebih besar kerugiannya," kata dia. (Baca: 400 Ribu Ton Beras Murah Tak Sampai ke Rakyat)

Senada dengan John, mantan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan penghapusan beras untuk rakyat miskin menjadi e-money sebagai tindakan gegabah. Sebab berisiko meningkatkan jumlah rakyat miskin dan mengancam ketahanan pangan. (Baca: Enam Kepala Desa Sumenep Akui Tilap Raskin 500 Ton)

"Negara Eropa malah melihat raskin lebih efektif menjaga ketahanan pangan," ujar Bayu. Negara Eropa, seperti Prancis dan Belgia, dia melanjutkan, kagum dengan Indonesia yang berhasil menjaga stabilitas pangan nasional. "Di Eropa Barat, ada 16 juta orang kelaparan. Bahkan, di Amerika sedang dikaji kupon makanan semacam e-money."

TRI SUSANTO SETIAWAN

Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Teror Australia | Rekening Gendut Kepala Daerah

Berita terpopuler lainnya:
Surat Sakti Agar Golkar Kubu Ical Disahkan Laoly
Kesaksian WNI Soal Detik-detik Teror di Australia
Kubu Agung Cabut Gugatan Legalitas Munas Bali
Dewan Pers: Kasus Karikatur Jakarta Post Distop

Berita terkait

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

5 menit lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

11 menit lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

1 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

2 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

2 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

5 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

5 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

6 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

7 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya