Mbah Rono: Lereng Subur Daerah 'Favorit' Bencana  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 15 Desember 2014 06:48 WIB

picasaweb.google.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, mengatakan Banjarnegara termasuk kategori daerah merah. Artinya, kawasan tersebut rawan longsor. Pemerintah, menurut Mbah Rono, seharusnya sudah bisa mengantisipasi longsor di kawasan tersebut. "Sebab, pada 2006, tidak jauh dari lokasi sekarang, pernah longsor," kata Surono saat dihubungi pada Ahad, 14 Desember 2014.

Tanah longsor di Banjarnegara terjadi pada Jumat pukul 18.00 WIB. Ada 54 rumah yang tertimbun tanah. Banyaknya korban dalam insiden ini lantaran hujan amat deras sehingga warga memilih berdiam di rumah saat peristiwa itu. Lokasi tanah longsor Banjarnegara merupakan tanah yang subur.

Surono menuturkan kawasan subur di lereng merupakan lokasi "favorit" longsor. Sebab, tanahnya mudah diolah dan cenderung gembur. Surono mengatakan sebuah daerah yang sudah dicap masuk kawasan rawan longsor akan selamanya seperti itu. Bahkan jika ditanami pohon yang banyak pun tidak akan mengubah status. "Hanya memperlambat longsor," ujarnya.

Surono mewanti-wanti kepada pemerintah untuk mengikuti peta sebaran lokasi rawan longsor yang disusun oleh tim lintas bidang dalam menyusun rencana tata ruang wilayah. Minimal, kata Surono, menjauhkan permukiman dari kawasan rawan longsor. (Baca: Lembaga Swadaya Bantu Korban Longsor Banjanegara)

"Saya sampai bosan mengemis agar penataan ruang hendaknya memperhatikan perlindungan masyarakat terhadap ancaman bencana," kata Surono sembari berharap pemerintah segera memikirkan nasib warga yang masih tinggal di lokasi rawan longsor.

Berdasarkan catatan Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Solo, Banjarnegara termasuk subdaerah aliran sungai paling berpotensi longsor. Di Jawa Tengah, selain Banjarnegara, Karanganyar dan Purworejo termasuk daerah merah. (Baca: Korban Tewas ke-42 di Banjarnegara Ditemukan)

Potensi longsor bisa dilihat dari kondisi lokasi. Semakin tinggi kandungan liat maka kian meningkat potensi longsornya. Selain faktor kemiringan lereng, daerah longsor juga dipengaruhi oleh kedalaman regolit, adanya sesar, serta tingginya curah hujan.

SYAILENDRA



Terpopuler
Prabowo Disebut Pernah ke Kantor Gubernur Fahrurrozi
Ini Kegiatan Jokowi di Lokasi Longsor Banjarnegara
Indonesia Dukung Cina Permalukan Amerika Serikat
Prabowo Rajai Percakapan di Twitter 2014
Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai










BPTKPDAS (Surakarta, 06/08/2014)_Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPTKPDAS) Solo Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara berencana melakukan sosialisasi mitigasi tanah longsor, pertengahan bulan Oktober, dengan daerah target adalah wilayah Kabupaten Banjarnegara dan sekitarnya. Peneliti yang akan menjadi narasumber adalah Ir. Benny Haryadi dan Tim. Sosialisasi didasarkan atas hasil penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah selama enam tahun yakni sejak tahun 2007 – 2013.






Bagaimana teknik identifikasi daerah yang berpotensi longsor akan disosialisasikan secara jelas dan praktis, dengan harapan masyarakat akan mudah mengenali serta mengantisipasi sehingga tidak terjadi korban jiwa yang tidak perlu. Selain itu juga memberi informasi kepada masyarakat untuk mengenal daerah berpotensi longsor dan beradaptasi dengan bencana longsor. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah memberi peringatan dini dengan memasang berbagai alat, antara lain: extensometer, penakar hujan ombrometer, dan mengenalkan berbagai macam tanaman yang tahan longsor.






Bencana tanah longsor belakangan ini khususnya di Jawa Tengah terus meningkat intensitas dan sebarannya. Kejadian tanah longsor tersebut terjadi jika tahanan geser massa tanah atau batuan lebih kecil dari tekanan geser pada sepanjang bidang longsoran yang disebabkan oleh adanya peningkatan kejenuhan air tanah saat musim penghujan. BPTKPDAS Solo telah melakukan serangkaian penelitian pada wilayah berpotensi longsor di Kabupaten Purworejo, Banjarnegara, dan Karanganyar di Provinsi Jawa Tengah.






Metode pengamatan longsor mencatat beberapa parameter penyebab longsor, antara lain: kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, regolith tanah, sesar, kepadatan penduduk. Hasil pengamatan daerah yang berpotensi longsor berurutan dari sub Daerah Aliran Sungai (DAS) terberat: (1) Banjarnegara di sub DAS Merawu (12 cm), (2) Purworejo di sub DAS Gesing (8 cm), dan (3) Karanganyar di sub DAS Mungkung-Grompol (0 cm). Semakin tinggi kandungan liat maka semakin meningkat potensi longsornya, selain faktor kemiringan lereng, kedalaman regolit, adanya sesar, dan tingginya curah hujan






Mitigasi daerah berpotensi longsor dilakukan dengan cara : teknik identifikasi daerah yang berpotensi rawan longsor pada satuan wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdiri dari faktor alami dan faktor manajemen. Faktor alami dengan mencatat kondisi biofisik lahan yang berpengaruh terjadinya longsor, antara lain: hujan harian kumulatif, kemiringan lereng, keberadaan sesar, kedalaman regolit. Untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi longsor diperlukan beberapa analisis biofisik dan kimia tanah, yaitu: kemiringan lereng > 45%, tekstur tanah liat yang kembang-kerut (vertic), bobot isi tanah yang tinggi > 1,2 g/cm3, kemasaman rendah < 5,5, lahan kurang subur/tandus.






Selanjutnya Benny menyarankan untuk instansi terkait terutama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), agar melakukan antara lain : pemetaan daerah rawan longsor karena sifatnya yang dinamis. Updating data harus sering dilakuakuan dan segera diinformasikan ke masyarakat untuk meminamalisir korban jiwa jika terjadi longsor. Rangkain yang tidak boleh dilupakan adalah dimulai dari pemetaan, penyelidikan, pemeriksaan, pemantauan, lalu dilanjutkan dengan sosialisasi kepada masyarakat disekitar wilayah yang berpotensi longsor.*** (NS)






Sumber : Ir. Benny Harjadi, M.Sc




- See more at: http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/1782#sthash.ztanCUwG.dpuf

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya