TEMPO Interaktif, Jakarta:Tim pemantau Kasus Munir DPR menyesalkan ketidakhadiran TPF dalam acara yang mereka fasilitasi malam ini untuk adanya pertemuan tri partit antara DPR, TPF dan Hendropriyono. Menurut mereka TPF menyalahi kesepakatan mereka sendiri. "Tim DPR sangat menyesalkan dan menyayangkan atas ketidakhadiran TPF,"kata Slamet Effendi Yusuf, Ketua Tim Pemantau Kasus Munir kepada wartaan usai menutup rapat sampai tengah malam.Padahal, menurut Slamet, forum malam ini merupakan saat yang sangat berguna bagi TPF untuk melengkapi temuannya sebelum menghabiskan dua hari terakhir kerja TPF. "Sekarang tinggal ada waktu sampai dengan pukul 00.00 tanggal 23 Juni,"katanya.Menurut Slamet dari Partai Golkar, TPF tidak konsisten dalam menindaklanjuti kesepakatan yang sudah dibangun antara Tim DPR dengan TPF. Slamet mengungkapkan, hasil kesepakatan antara Tim DPR dan TPF tanggal 16 Juni 2005, menyepakati adanya pertemuan malam ini. "Ide ini muncul justru karena TPF kesulitan memanggil Hendro (dan kami ingin membantu)"kata Slamet.Bekas Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) AM Hendropriyono, menyatakan dirinya tidak kecewa, tetapi sedih. "Saya tidak kecewa tapi sedih karena generasi yang menggantikan saya tidak lebih dari generasi saya,"kata Hendro.Bekas Komandan Korem Garuda Hitam Lampung, saat peristiwa Talangsari tahun 1989 itu menilai, ketidakhadiran TPF memenuhi undangan DPR malam ini, karena tidak berani mengkonfrontir temuan mereka dengan Hendro secara langsung. "Saya tahu bahwa kemungkinan mereka tidak berani, mereka pengecut, sudah janji datang harus datang,"kata Hendro.Agus Supriyanto