Sebuah Kapal Ikan berbendera Vietnam ditenggelamkan di Perairan Tarempa, Anambas, Kepulauan Riau, 5 Desember 2014. Penenggelaman kapal tersebut dilakukan dengan cara diletakkan bom oleh tim Kopaska, karena mencuri ikan di perairan Indonesia. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Armada Barat TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Widodo menyatakan ada dilema dalam mengamankan perairan Indonesia dari ancaman kapal ilegal. Musababnya, wilayah barat perairan Indonesia yang luas tak sepadan dengan jatah bahan bakar kapal perang yang didapat per tahunnya.
“Kami hanya mendapat 27 persen saja dari kuota yang kami ajukan,” kata Widodo kepada Tempo di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Senin lalu, 8 Desember 2014. (Baca: TNI AL Bantah Tenggelamkan Kapal Asing Rongsokan)
Meski begitu Widodo tak mau masalah keterbatasan solar menjadi kendala program pemerintah menangkal tindak pencurian ikan yang dilakukan nelayan-nelayan asing. Solusinya Widodo mengubah strategi pengamanan wilayah laut.
Widodo menginstruksikan kapal perangnya berlayar di perairan yang paling rawan menjadi sasaran pencurian ikan, seperti wilayah laut Kepulauan Anambas dan Natuna. Untuk menghemat bahan bakar, kapal-kapal perang itu diminta berdiam di posisi tersebut. (Baca: Jokowi Bantah Pencitraan Tenggelamkan Kapal Ilegal)
“Kami pakai metode posisi tunggu alias stand by,” kata Widodo. Selanjutnya TNI AL akan mengerahkan pesawat pengintai untuk patroli menggantikan tugas kapal perang. Jika pesawat pengintai AL menemukan kapal-kapal yang mencurigakan, mereka akan segera berkoordinasi dengan kapal perang. “Jadi kapal perang yang mendatangi kapal-kapal yang mencurigakan itu.”
Armada Barat TNI AL saat ini memiliki 49 unit kapal perang. Sayangnya dengan keterbatasan bahan bakar, tak semua kapal perang bisa diberdayakan untuk melakukan patroli laut. Meski begitu sejak Januari lalu, Armada Barat berhasil menangkap 78 unit kapal nelayan asing yang melakukan pencurian ikan di wilayah Indonesia. Bahkan, tiga unit di antaranya telah ditenggelamkan dengan cara diledakkan di wilayah laut Kepulauan Anambas, Jumat pekan lalu.
KKP Tangkap Enam Kapal Illegal Fishing Berbendera Vietnam dan Filipina di Laut Natuna dan Sulawesi
8 April 2023
KKP Tangkap Enam Kapal Illegal Fishing Berbendera Vietnam dan Filipina di Laut Natuna dan Sulawesi
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap enam kapal ikan asing yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
KKP Minta Dukungan Kabareskrim Tindak Penyelundupan Ikan
18 Maret 2021
KKP Minta Dukungan Kabareskrim Tindak Penyelundupan Ikan
KKP meminta dukungan Polri, khususnya di lapangan terkait pengamanan dan penegakan hukum termasuk menindak kasus penyelundupan ikan ilegal dari luar negeri.