Sungai Diduga Tercemar, Ikan Mati dan Buaya Mabuk
Editor
Istiqomatul Hayati
Jumat, 5 Desember 2014 05:48 WIB
TEMPO.CO , JPekanbaru: Masyarakat Parit I, Kecamatan Tempuling, Indragiri Hilir, Riau sejak sepekan terakhir banyak menemukan ikan mati di sepanjang aliran sungai. Tidak hanya itu, warga juga dikagetkan oleh temuan seekor buaya muara terapung lemas. Kematian ikan dan buaya ‘mabuk’ ini diduga akibat pencemaran limbah pabrik di aliran sungai. (Baca: Limbah Tambang Batu Bara Racuni Sungai di Kalsel)
"Kami menduganya dicemarin limbah pabrik di pinggir sungai, tapi belum dapat dipastikan," kata warga Tempuling, Mardyanto, saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Desember 2014.
Dugaan pencemaran limbah pabrik itu, kata Mardyanto, diperkuat oleh penyakit gatal-gatal yang dialami warga seusai memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga. "Sebelumnya, kami tidak pernah gatal-gatal," ujarnya. (Baca:Bupati Mojokerto Digugat Soal Pencemaran Sungai)
Mardyanto menuturkan, dugaan pencemaran ini lantaran di lokasi pinggir sungai banyak terdapat pabrik dan penimbunan Crude Palm Oil (CPO). “Tapi kepastian ini masih menunggu hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup, Indragiri Hilir," ujarnya.
Menurut dia, musim hujan sejak dua pekan lalu membuat air sungai pasang tinggi. Inilah yang menyebabkan sisa timbunan CPO atau limbah bekas pabrik batu bara ikut mengalir ke sungai sehingga terjadi pencemaran.
Kepala Bidang Pencegahan Kerusakan Lingkungan, BLH, Indragiri Hilir, Ardi Yusuf mengaku telah mengambil sampel air sungai Indragiri Hilir, namun masih dalam tahap penelitian di Laboratorium di Pekanbaru. "Hasilnya belum keluar, paling lambat sebulan kemudian," ujarnya.(Baca:LIPI: Kualitas Air Kota Besar Indonesia Memburuk )
Dia menduga, aliran sungai Indragiri saat ini tengah mengalami pasang tinggi dan berlumpur akibat curah hujan yang cukup besar, sehingga terjadi kekeruhan yang menurunkan kadar oksigen. "Oksigen jadi rendah, jadi ikan di bawah air muncul ke permukaan," ujarnya.
Ardi belum bisa memastikan kematian ikan di sungai akibat limbah pabrik. Ia menjelaskan, di bantaran sungai hanya terdapat satu pabrik, selebihnya ada tiga penimbunan CPO. "Kita cek dulu, apa yang mempengaruhi ikan bisa mati," katanya. Soal penyakit gatal-gatal warga, menurut dia, bisa dipengaruhi oleh air yang keruh karena PH air diatas 6.
RIYAN NOFITRA
Berita Terpopuler
Ical Ketum Golkar, Peristiwa Tragis Mengiringi
Mata-matai Pencuri Ikan, Susi Diprotes Dirjennya
Menteri Susi Tak Bantah Nilai Perusahaannya Rp 1 T
Perampokan di Taksi, Ini Ciri Mobil yang Digunakan
Ciri-ciri Taksi Express Asli dan Palsu