Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie berjalan memasuki ruang sidang paripurna Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, 3 Desember 2014. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Aburizal ingin agar Golkar belajar dari Partai Keadilan Sejahtera. Golkar, kata Aburizal, tak bisa seperti PKS. Menurut Aburizal, instruksi PKS dari pusat bisa sepenuhnya sampai ke bawah. "Di Golkar enggak bisa. Pasti ramai," kata Aburizal di hadapan Prabowo di podium saat penutupan Musyawarah Nasional Golkar di Mangupura Hall, Hotel Westin, Kamis, 4 Desember 2014. "Belajar soliditas juga dari Gerindra." (Ical: LPJ Saya Summa Cum Laude)
Aburizal menjadi ketua umum partai beringin pada periode 2014-2019. Dalam munas itu, semua pimpinan daerah menerima laporan pertanggungjawaban Aburizal periode 2009-2014. Selain itu, semuanya ingin agar Aburizal Bakrie menjadi Ketua Umum Golkar periode berikutnya. "Tak ada kecuali peserta munas ingin saya sebagai ketua umum," kata Aburizal. (Kubu Ical Ujuk-ujuk Puji Menteri Laoly, Ada Apa?)
Ia mengatakan tak ada alasan menolak dukungan dari berbagai pemegang hak suara. "Saya bersedia menerima dan mendukung amanah Saudara," kata Aburizal. Aburizal juga menginginkan Akbar Tandjung mendampingi dirinya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Golkar. (Setya Novanto dan Titiek Soeharto Jadi Wakil Ical)
Akbar bersedia saat forum Munas Golkar menyorongkannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. "Demi kemenangan dan kejayaan Golkar, saya siap," kata Akbar disambut riuh rendah peserta munas. Ia mengklaim, jika dirinya dan Aburizal bersatu, Golkar bisa memenangi pemilihan legislator 2019.