'Koruptor Dikandangkan Saja di Kebun Binatang'  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 3 Desember 2014 05:24 WIB

TEMPO/Machfoed Gembong

TEMPO.CO, Pekanbaru - Publik Servis Monitoring Indonesia Coruption Watch (ICW) Aisy Ilfiyah mengusulkan ke KPK untuk mengandangkan narapidana koruptor di kebun binatang. "Sebaiknya sekalian dikerangkeng saja dengan hewan langka," kata Aisy, saat menjadi pembicara dalam "Seminar Nasional Antikorupsi" di Pekanbaru, Selasa, 2 Desember 2014.

Usulan itu menjawab pertanyaan dari seorang peserta yang menyebutkan, belum adanya efek jera bagi pelaku koruptor. "Koruptor dihukum ringan di Indonesia, kenapa tidak seperti Cina yang berani hukum mati," tanya Mahasiswa Universitas Riau, Rahma Aulia.

Menurut Aisy, cara sederhana itu dinilai lebih efektif memberikan efek jera kepada pelaku koruptor. Sebab, mereka akan merasa malu saat menjadi tontonan warga ketika berdampingan dengan hewan di kebun binatang.

Untuk kandang koruptor, Aisy berujar, mestinya disebutkan nama dan jenis pelanggarannya. "Agar pengunjung dapat memberikan edukasi kepada anaknya, bahwa orang yang ada di dalam kandang itu adalah koruptor. Jadi jangan ditiru," katanya disambut tawa peserta.

Aisy menyebutkan, hukum mati belum tentu memberi efek jera bagi koruptor. Dia menjelaskan, berbagai literatur menyebutkan, hukum mati yang diterapkan di Cina justru beberapa tahun belakangan mengalami penurunan tren positifnya. "Jadi perlu dicermati dulu, apakah hukum mati di Cina masih berlaku atau tidak?" ujarnya.

Anggapan tersebut dibenarkan Kepala Unit Pendidikan dan Pelayanan KPK Ryan Herviansyah. Menurut dia, awal berlakunya undang-undang hukum mati di Cina memang membawa dampak positif bagi negara tersebut. Namun belakangan tren positif itu semakin menurun.

Sejauh ini KPK telah membuat langkah efek jera dengan melakukan pemiskinan harta para koruptor. "Ini tantangan kita bersama, mesti optimis korupsi bisa diberantas," ujarnya.

RIYAN NOFITRA

Topik terhangat:
Golkar Pecah | Wakil Ahok | Kasus Munir | Susi Pudjiastuti

Berita terpopuler lainnya:
FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
Risiko jika Jokowi Tenggelamkan Kapal Ilegal
Muhammad, Nama Bayi Lelaki Terpopuler di Inggris

Berita terkait

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

11 jam lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

11 jam lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

17 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

20 jam lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

1 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

1 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

1 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

1 hari lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya