TEMPO.CO, Nusa Dua - Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie optimistis laporan pertanggungjawabannya bakal diterima oleh peserta Musyawarah Nasional IX di Bali.
Musababnya, kata Aburizal, mayoritas pengurus daerah berdiri lalu bertepuk tangan setelah Aburizal membacakan laporannya. "Mereka juga meneriakkan 'Hidup ARB!'" kata Aburizal di Hotel Westin, Senin malam, 1 Desember 2014. (Alasan Agar Golkar Tak Mengekor Koalisi Prabowo )
Aburizal menjelaskan, laporan pertanggungjawabannya berisi hasil Pemilu 2014 yang diraih Golkar. Suara Golkar bertambah, kata Aburizal, namun perolehan kursinya memang menurun. Selain itu, Aburizal mengatakan Golkar memiliki peran besar dalam Koalisi Prabowo.
"Kader Golkar menjadi pimpinan DPR dan MPR," kata Aburizal. Di DPR, kata Aburizal, Golkar juga mendapatkan sejumlah kursi pimpinan di alat kelengkapan Dewan.
Aburizal berharap aplaus itu adalah wujud dukungan terhadap pencalonannya sebagai petinggi nomor satu partai beringin.
"Kalau ada lebih dari 70 persen menghendaki, saya akan menerima pencalonan mereka," kata Aburizal, yang mengklaim tidak pernah mengajukan diri. "Saya yang diminta menjalankan tugas sebagai ketua umum lagi."
Aburizal menampik kemungkinan Golkar bakal terpecah-belah saat dia terpilih lagi. "Enggak ada yang pecah." (Tiga Janji Palsu Ical Selama Jadi Ketum Golkar )
Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono mengatakan pemilihan ketua umum partai beringin sudah dirancang untuk kemenangan Aburizal. Agung mengaku mendapat laporan dari anak buahnya yang memantau rapat panitia pengarah.
Rapat itu merancang pemilihan ketua umum akan dilakukan secara terbuka dan aklamasi. Selain itu, kata Agung, suara DPD kabupaten akan langsung diblok ke provinsi. "Saya tak tertarik dengan munas abal-abal ini," kata Agung. (Akbar Tugasi Priyo Lunakkan Hati Agung Laksono)
Agung juga mengatakan Aburizal sudah mengutus tim untuk mendatangi mayoritas DPD. Tim Aburizal, kata Agung, meminta ketua DPD pemilik suara menandatangani surat pernyataan dukungan terhadap Aburizal dengan meterai. "Tanggalnya dibuat pada hari penyelenggaraan munas," kata Agung. Selain itu, kata Agung, ketua DPD itu juga "dipaksa" menandatangani surat untuk mencabut dukungan kepada calon lain.
"Jadi ada dua surat," kata Agung. "Surat dukungan dan memilih." Agar suara ketua DPD tidak berpindah, kata Agung, ada surat pencabutan dukungan.
Dengan begitu, ujar Agung, otomatis Aburizal akan menang dengan mudah. "Nanti Airlangga akan bengong-bengong saja," kata Agung.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Baca berita lainnya:
Media Malaysia Berbalik Puji Jokowi
Jokowi Tampak Mulai Kedodoran Soal Hukum
Di Balik Kehadiran Prabowo Cs di Munas Ical
Fahrurrozi, Gubernur Jakarta Tandingan Versi FPI
Kecewa, Munas Golkar Melahirkan Lima Partai Baru