Ketua Panitia Munas Ahmadi Noor Supit (kiri) memberikan keterangan didampingi Nurdin Halid saat jumpa pers menjelang Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, 30 November 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Nusa Dua - Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono mensinyalir ada banyak peserta siluman yang tak berhak mengikuti sidang Musyawarah Nasional Partai Golkar di Bali. Mereka sengaja "diselundupkan" untuk mengendalikan jalannya rapat. (Yorrys: Ical Bikin Partai Lapindo Jaya Saja)
Ditemui Tempo di sebuah hotel di Nusa Dua, Ahad malam, 30 November 2014, Agung mengatakan telah menerima informasi bahwa Aburizal memasukkan sekitar 70 orang untuk merekayasa hasil sidang. Puluhan orang tersebut bertugas mempengaruhi jalannya sidang dengan bersuara seturut keinginan tim Aburizal. "Tim Aburizal mengkondisikan situasi agar jalannya rapat bisa dikendalikannya," ujarnya kepada Tempo. (Golkar Pecah, Agung Tutup Pintu Islah dengan Ical)
Munas Golkar versi Ketua Umum Aburizal Bakrie ini digelar di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Rencananya, munas akan berlangsung hingga 3 Desember 2014. (5 Celotehan Fadli Zon yang Menuai Hujatan)
Acara ini resmi dibuka pada Ahad malam, 30 November 2014. Sejumlah pemimpin partai Koalisi Merah Putih hadir. Antara lain Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anies Matta, Ketua Harian Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan, serta Ketua Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa dan sesepuh partai itu, Amien Rais.
Menurut pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, kedatangan para petinggi Koalisi Merah Putih ke Munas Golkar di Bali adalah bentuk intervensi agar posisi Ketua Umum Golkar dapat kembali diraih oleh Ical. Dengan begitu, Ical bisa terus mengarahkan partai itu untuk mendukung Koalisi Merah Putih.
"Koalisi Prabowo berkepentingan mendukung Ical. Ical juga butuh dukungan Koalisi Prabowo untuk melawan kubu Agung Laksono," kata Ari yang menyebut hubungan itu sebagai simbiosis mutualisme.
