Seleksi Komisioner, DPR Dianggap Hambat KPK  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 1 Desember 2014 04:36 WIB

Kantor ICW (Indonesia Corruption Watch) Jl. Kalibata Timur IV D No. 6, Jakarta. dok TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi meminta Komisi Hukum DPR RI segera memilih dan menetapkan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pengganti Busyro Muqoddas yang masa jabatannya berakhir 10 Desember 2014.

Anggota Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch Lalola Easter menyatakan, agar DPR mengurangi manuver politik dan segera tetapkan satu nama pimpinan KPK yang terpilih dari dua nama calon yang ada. ( DPR Konsultasi MK Soal Seleksi Pimpinan Baru KPK)

"Jangan menghambat kinerja KPK. Komisi hukum segera pilih satu nama sebelum memasuki masa reses 6 Desember nanti," katanya di kantor ICW, Ahad, 30 November 2014.

Menurut Lola, DPR terkesan mempersulit keadaan dengan meminta seleksi ulang calon pimpinan KPK. Alasan DPR, mereka tidak dilibatkan sejak proses seleksi awal, karena dilakukan di periode DPR sebelumnya. (Menteri Desa Gandeng KPK Awasi Program Rp 1 M)

Alasan itu tidak masuk akal karena berdasarkan Pasal 30 ayat 10 Undang-Undang KPK menyebutkan, DPR wajib memilih dan menetapkan pimpinan KPK dalam waktu tiga bulan setelah presiden menyerahkan nama calon. "Keterlibatan DPR memang hanya setelah panitia seleksi menyelesaikan tugasnya dengan menyerahkan nama calon ke presiden," katanya. (KPK Kejar Sumber Kekayaan Sutan Bhatoegana?)

Dia menyatakan, DPR juga tidak perlu meminta pandangan Menteri Hukum dan HAM terkait dengan calon pimpinan ini. "Peran pemerintah juga sudah beres sejak presiden menyerahkan nama calon," katanya.

Karena itu, ia menganggap DPR tak perlu berlama-lama mengulur waktu menyeleksi calon pimpinan KPK. "Voting yang dilakukan DPR nanti juga harus secara terbuka sehingga publik dapat mengawasi komisioner KPK terpilih," ujarnya.

INDRI MAULIDAR

Baca berita lainnya:
5 Celotehan Fadli Zon yang Menuai Hujatan
Pollycarpus Bebas, Allan Nairn Beberkan Data TPF
Ahok Idolakan Arsenal Karena Warna Kausnya
Fadli Zon Dukung Jokowi Tenggelamkan Kapal Asing
Ombudsman: Kurikulum 2013 Membebani Guru dan Siswa

Berita terkait

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

3 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

15 jam lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

16 jam lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

22 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

1 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

1 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

1 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya