Suasana pelantikan tiga kepala lembaga Negara di Istana Negara, 27 November 2014. Joko Widodo melantik Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BN2TKI), Nusron Wahid , Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani dan Komite Aparatur Sipil Negara (ASN), Prof Sofyan Effendi. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengaku masih sangat awam dengan persoalan TKI. Namun, Nusron merasa sangat optimistis bisa menyelesaikan segala persoalan yang dialami para TKI. (Baca: Kenapa Jokowi Angkat Nusron Jadi Kepala BNP2TKI?)
"Saya masih awam dan 'perawan' soal isu TKI, nanti saya akan minta briefing khusus kepada Pak Gatot (Gatot Abdullah Mansyur, mantan Kepala BNP2TKI)," kata dia saat sambutan serah terima jabatan di kantor BNP2TKI, Jumat, 28 November 2014.
Sebelum menjabat di BNP2TKI, Nusron merupakan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014. Nusron menceritakan, selama menjabat di DPR, Nusron sangat menghindari permasalahan TKI. Sebab, persoalan TKI dirasa sangat pelik dan rumit. (Baca: Jokowi Minta Nusron Tidak Campuri Urusan Internal Golkar)
Suatu ketika, Nusron terpaksa mengikuti rapat membahas permasalahan TKI. Kata Nusron, baru rapat sekali dia sudah didemo dan teleponnya tidak berhenti berdering.
Meski belum banyak tahu aturan, Nusron berjanji akan membuat sistem ketat tentang penempatan dan pengawasan TKI di luar negeri. "Harus gerak cepat supaya tidak ada kasus lagi di luar negeri."
