Pembangunan di Perbatasan Lambat, Ini Penyebabnya  

Reporter

Jumat, 14 November 2014 16:54 WIB

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Sabah Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur, untuk selanjutnya pulang ke kampung masing-masing, Rabu (14/11). ANTARA/M Rusman

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan Triyono Budi Sasongko mengatakan kendala lambatnya pembangunan di daerah adalah soal lambatnya penerbitan izin. Selain itu, letak daerah perbatasan yang biasanya dekat dengan hutan juga menjadi kendala. (Baca: Malaysia Kuasai 3 Desa, Pemda Nunukan Pasrah)

"Izin perhutanan itu kan tidak sebentar, jadi kalau mau bangun apa pun harus nunggu izin. Biasanya proses perizinan itu lama," ujar Triyono di kantornya kepada Tempo, Jumat, 14 November 2014. (Baca: JK: Klaim Malaysia di Nunukan Ancam Kedaulatan RI)

Selain itu, letak daerah perbatasan yang jauh dari ibu kota membuat para kontraktor enggan untuk membangun di sana. "Kurang ada daya tarik untuk masuk ke sana," ujarnya.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta agar perizinan hutan di sekitar daerah perbatasan dilonggarkan supaya pembangunan di sana berjalan lebih cepat. "Kemudian beberapa isu daerah yang harus dikoordinasikan apakah isu pertanian, perkebunan, atau perikanan," katanya. (Baca: Begini Modus Jual Tanah di Perbatasan Malaysia)

Tjahjo menambahkan, satu masalah di daerah perbatasan adalah kurangnya alokasi dana dalam DAK. Sebabnya, selama ini penghitungan DAK berdasarkan luas wilayah dataran. "Jadi Bogor itu lebih besar DAK-nya dibanding, misalnya NTT, karena wilayah perairan tidak dihitung," kata Tjahjo, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintahan Pengganti UU Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. (Baca: Indonesia-Malaysia Sepakat Buka Pos Lintas Batas)

Ia mengatakan masalah perbatasan akan selesai dalam setahun. Caranya, adalah dengan cara jemput bola dan tidak menunggu laporan dari daerah. Untuk itu, ia meminta BNPP untuk membuat tim yang berisi kementerian dan lembaga terkait untuk mendata apa saja masalah di sana, termasuk juga mendata infrastruktur apa yang paling dibutuhkan. (Baca: 400-an Warga RI di Nunukan Punya KTP Malaysia)

Sebelumnya, dua legislator asal Nunukan mengatakan tiga desa, Simantipal, Sinapad, dan Sinokod dari 10 desa di Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, diduga telah diklaim Malaysia sebagai miliknya. Informasi itu didapatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nunukan setempat dari masyarakat saat berkunjung ke sana.

TIKA PRIMANDARI

Baca juga:

Tuntut Kesejahteraan, Buruh Semen Indonesia Demo
Di Mimbar Masjid, Pria Ini Pimpin Doa Tolak Ahok
Jokowi di KTT G20, Ini Agendanya
Tertangkap Nyabu, Ini Pembelaan Guru Besar Unhas

Berita terkait

Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Topik Ini yang Dibahas

24 hari lalu

Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Topik Ini yang Dibahas

Malaysia menjadi negara ketiga yang dikunjungi Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto setelah Cina dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

7 September 2023

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

Pentingnya mempermudah segala aspek perdagangan intra-ASEAN, termasuk pengiriman barang dan proses keluar-masuk barang

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

8 Juni 2023

Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

Domart merupakan minimarket pertama yang 100 persen menjual produk Indonesia

Baca Selengkapnya

Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

8 Juni 2023

Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

Indonesia dan Malaysia memiliki kepentingan yang sama untuk melindungi rakyat dan petani kecil.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

11 Mei 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

Kedua menteri menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama perdagangan

Baca Selengkapnya

JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

19 Agustus 2022

JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

Kegiatan tersebut penting dilakukan secara berkesinambungan dan harus ditingkatkan kualitasnya.

Baca Selengkapnya

SIF Beberkan Potensi Peluang Investasi di Kaltara

25 November 2021

SIF Beberkan Potensi Peluang Investasi di Kaltara

Berbagai potensi di Kaltara dijabarkan dalam tiga ruang diskusi yang menghadirkan sejumlah panelis berpengalaman.

Baca Selengkapnya

Provinsi Kaltara Tawarkan 17 Potensi SDA ke Investor

13 Oktober 2021

Provinsi Kaltara Tawarkan 17 Potensi SDA ke Investor

Kompetitor Kalimantan Utara adalah negara-negara yang juga memberi daya tarik investor global, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Momentum Silahturahmi dalam Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh

27 September 2019

Momentum Silahturahmi dalam Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh

Pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) VI Persekutuan Dayak Lundayeh dan Festival Seni Budaya Dayak Kalimantan Tahun 2019 resmi digelar. Pelaksanaan Mubes tahun ini mengangkat tema "SDM dan Budaya Maju, Wujudkan Daya Saing Dayak Lundayeh Dalam Bingkai NKRI".

Baca Selengkapnya

Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

28 Juni 2018

Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

Mahathir Mohamad datang untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi setelah menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya