Pramono Anung (kiri) berjabat tangan dengan Idrus Marham (kanan), disaksikan Ketua DPR Setya Novanto di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin, 10 November 2014. Pertemuan tersebut untuk menandatangani kesepahaman bersatunya fraksi KIH dan KMP untuk mengisi pimpinan alat kelengkapan DPR. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil islah antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat menetapkan KIH mendapat 21 jatah kursi pimpinan Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Syaifullah Tamliha mengatakan partainya menginginkan enam jatah kursi pimpinan tersebut. (Baca juga: Strategi Besar Kubu Jokowi di Balik Islan DPR)
"Secara proposional dapat empat pimpinan. Tentu kami ingin musyawarahkan untuk dapat enam," ujarnya kepada Tempo di ruang fraksi PPP Kompleks Parlemen, Senayan, 11 November 2014. (Baca juga: Kisruh Bagi-Bagi Kursi di DPR, Ini Pesan Megawati)
Alasannya, ujar Tamliha, karena PPP hanya mendapatkan satu jatah menteri di kabinet Presiden Joko Widodo. Lantaran itu, partainya menginginkan porsi yang lebih di parlemen. (Baca juga: PAN Akui Ada Bagi-bagi Kursi Pimpinan DPR)
Lebih lanjut, Tamliha menilai islah KMP dan KIH suatu kemajuan dalam negosiasi karena terjadinya musyawarah mufakat di DPR. "Kalau mementingkan urusan nafsu tidak ada habisnya," ujarnya. (Baca juga: Anang Hermansyah Ingin DPR Dianggap Pahlawan)