Seorang warga memeriksa jaring ikan miliknya yang ditebar di areal persawahan yang terendam air luapan dari Bengawan Solo di Desa Pelangwot, Lamongan, Jawa Timur, Senin (7/1). ANTARA/Syaiful Arif
TEMPO.CO, Bojonegoro - Tumpahan minyak dari eksploitasi sumur tua di Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur, mengancam air Bengawan Solo. Badan Lingkungan Hidup Bojonegoro telah mengambil sampel air di anak Sungai Bengawan Solo yang dialiri tumpahan minyak tersebut dan masih dalam tahap pengujian.
Bocoran minyak itu diduga berasal dari area penambangan tradisional di dataran tinggi Kecamatan Kedewan. Minyak kemudian mengalir ke Sungai Kedungganggang yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Kasiman. Bila dibiarkan, minyak itu akan mengalir menuju muara Sungai Kedungganggang di Bengawan Solo.
Berdasarkan pengamatan, warna air Sungai Kedungganggang berubah cokelat dalam beberapa hari terakhir ini. Berbagai jenis ikan, seperti sepat, betok, wader, dan bader, ditemukan mati. (Baca berita sebelumnya: Air Bengawan Solo Tidak Layak Konsumsi)
Kepala Badan Lingkungan Hidup Bojonegoro Tedjo Sukmono mengatakan sampel air yang diduga telah tercemar minyak sedang diteliti. Dugaan paling kuat, kata dia, air tersebut memang telah terkontaminasi minyak. "Penyebab pencemaran sungai memang beragam. Tapi dalam hal ini yang menguat adalah karena minyak," kata Tedjo, Senin, 3 November 2014.
Badan Lingkungan Hidup, kata dia, telah berkoordinasi dengan PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset4 Cepu serta Perum Perhutani selaku pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksploitasi sumur tua di area hutan Bojonegoro tersebut. (Lihat pula: Debit Air Bengawan Solo Menyusut Tajam)
Juru bicara PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset4 Cepu, Aulia Arbiani, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil uji sampel air oleh Badan Lingkungan Hidup Bojonegoro. Uji laboratorium dilakukan Badan Lingkungan Hidup Mojokerto bersama Institut Teknologi 10 November Surabaya dan Laboratorium Provinsi Jawa Timur.
Hasil laboratorium diperkirakan rampung dalam waktu sepuluh hari. Dan, jika terbukti ada rembesan minyak dari sumur tua, pihaknya siap menanggulangi dampaknya. "Kami tunggu penyebabnya dulu," ujarnya. (Baca juga: Gugatan Jatim tentang Bengawan Solo Dibantah)
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
4 Juli 2022
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
Penelitian Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menemukan fakta bahwa Sungai Siak di Riau tercemar bahan kimia klorin dan fosfat. Penelitian ini dilakukan ESN bersama dengan Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Riau dan Badan Teritori Telapak Riau pada 1 - 3 Juli 2022.