Anggota fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membalikkan meja ditengah Sidang Paripurna ke-7 yang membahas penetapan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 28 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar VIII di Jakarta, Djan Faridz, mengajak islah kubu Romahurmuziy. "Untuk islah dan menjalin tali silaturahmi lagi," kata Djan di Hotel Grand Sahid, Ahad dinihari, 2 November 2014.
Ia yakin kubu Romi bakal memenuhi undangan islah Djan. Ia tak mau berandai-andai ihwal kemungkinan kubu Romi tak mau memenuhi panggilannya. "Insya Allah, kami harus optimistis," katanya. (Baca : Djan Faridz Ketua Umum PPP)
Politikus PPP dari kubu mantan ketua umum terdahulu, Suryadharma Ali, sedang melakukan Muktamar VIII di Hotel Grand Sahid, Jakarta, sejak 30 Oktober lalu. Salah satu agenda diskusi nasional peserta muktamar ini adalah pembaruan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Agenda lainnya adalah pembahasan tata tertib yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum. (Baca : Yani: Muktamar PPP Kubu SDA Lebih Buruk dari Romi)
Sekretaris Majelis Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Yani mengaku kecewa atas hasil Muktamar VIII partai Ka'bah. Musababnya, penetapan secara aklamasi Djan Faridz sebagai Ketua Umum PPP dilakukan secara sepihak.
"Ini namanya upaya penjegalan. Bagaimana bisa saya, yang tadinya juga sebagai calon ketua umum, ternyata (dihilangkan). Di akhir rapat paripurna muktamar, ditetapkan hanya ada satu calon tunggal dan langsung disahkan sebagai ketua umum," kata Ahmad, lalu meninggalkan ruang sidang muktamar.