Habitat Orangutan di Hutan Melnyie Terancam Sawit

Reporter

Jumat, 31 Oktober 2014 21:01 WIB

Bayi Orangutan Sumatera di San Diego Bernama Aisha

TEMPO.CO, Malang - Habitat orangutan (Pongo pygmaeus) di hutan konservasi Melnyie, Desa Nehes Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, terancam oleh pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit oleh PT Nasional Agro Sejahtera (NAS).

Selain menjadi habitat orangutan, hutan konservasi seluas 1.465 hektare yang dikelola Lembaga Adat Wehea itu juga menjadi habitat pelbagai jenis satwa langka seperti beruang madu (Helarctos malayanus) dan rangkong badak (Buceros rhinoceros).

"Dengan kekayaan hayatinya, hutan konservasi Melnyie harus dilestarikan dari ancaman kerusakan apa pun, terutama dari pembukaan perkebunan sawit," kata Ketua Protection of Forest and Fauna (Profauna) Indonesia Rosek Nursahid di Malang, Jumat, 31 Oktober 2014.

Menurut Rosek, PT NAS mulai membuka lahan atau land clearing di wilayah yang berbatasan dengan hutan konservasi Melnyie sejak pertengahan 2014 dan terdeteksi oleh Profauna Indonesia pada Juli. Dalam pengamatan Profauna pada Oktober ini, anak perusahaan PT Anugerah Energitama yang berkantor di Plaza Pasifik, Jalan Raya Boulevard Barat, Jakarta Utara, itu telah membuka lahan lebih dari seratus hektare dan sudah siap ditanami.

Profauna mengamati orangutan mulai mengalami gejala stres, seperti suka berjalan mondar mandir, tidur-tiduran, dan duduk bengong tanpa ekspresi. Sebagian dari orangutan bergerak jauh masuk ke dalam hutan.

Berdasarkan pengalaman selama ini, pembukaan kebun kelapa sawit pasti akan menimbulkan konflik antara PT NAS dengan orangutan. Oleh pihak perkebunan, orangutan bisa saja dianggap sebagai hama karena orangutan hampir dapat dipastikan akan memakan daun-daun dan biji sawit yang masih muda. "Kami sangat khawatir, dalam konflik itu akan muncul pembantaian orangutan seperti pernah terjadi sebelumnya," ujar Rosek.

Koordinator Profauna Borneo Bayu Sandi menambahkan, seharusnya PT NAS tidak membuka lahan perkebunan di dekat hutan konservasi dan sebaliknya harus menetapkan kawasan yang mereka buka sebagai hutan konservasi untuk menyambung dengan hutan konservasi Melnyie. (Baca juga: Dalam Sehari, Orangutan Habiskan 50 Pohon Sawit)


"Mereka harusnya berkontribusi untuk ikut menjaga kelestarian ekosistem di sekitar tempat mereka berusaha. Kalau hutan di sekitarnya rusak, mereka juga ikut merugi dan harus bertanggung jawab," kata Bayu. Ia menegaskan Profauna siap berkampanye ke dunia internasional untuk menolak produk PT NAS bila mereka tidak menghentikan pembukaan lahan, serta mengabaikan pelestarian orangutan dan satwa liar lainnya.

Aspirasi Rosek dan Bayu didukung Rustam dari Universitas Mulawarman, Samarinda. Peneliti ekologi satwa liar ini menyatakan sudah menjadi sebuah keharusan dan etika bagi PT NAS dan perusahaan kelapa sawit lainnya untuk ikut melestarikan keberadaan orangutan dan satwa liar lainnya jika ingin produk mereka diterima pasar internasional.

ABDI PURMONO


Berita Terpopuler:
Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap
Dropout SMA, Ini Catatan Akademik Menteri Susi
Cerita Susi Ngotot Pakai Helikopter ke Seminar

Berita terkait

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

19 Agustus 2020

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Orangutan dimanapun berada dicemaskan terdampak pandemi Covid-19 pada manusia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

14 Juli 2020

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa.

Baca Selengkapnya

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

14 Juli 2020

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

7 Juli 2020

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Orangutan ini diselamatkan BBKSDA pada 18 Juni 2020 di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

1 Juli 2020

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

Pancaran merupakan bayi orangutan pertama yang lahir di Suaka Margasatwa Lamandau pada tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

30 Mei 2020

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

Orangutan itu diadukan setelah memanfaatkan kebun sebagai lokasi mencari sumber makanan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

30 Mei 2020

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

Anies Baswedan mengajak warga tonton orangutan secara live di Instagram Ragunan

Baca Selengkapnya

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

11 April 2020

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

17 Maret 2020

Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

Hingga saat ini belum ada kasus penularan virus corona COVID-19 dari manusia ke kera.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

13 Maret 2020

Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

Bayi orang utan Hope berulang tahun di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta pada Rabu, 11 Maret 2020.

Baca Selengkapnya