Larang Diskusi, Polresta Yogyakarta Diadukan

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 26 Oktober 2014 18:47 WIB

Sejumlah tersangka perampokan Pegadaian Syariah berada di Mapolresta Yogyakarta, (5/4). ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Yogyakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) Yogyakarta, Hairus Salim, mengatakan lembaganya akan mengadukan Polresta Yogyakarta ke Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta karena melarang diskusi berjudul “Melek Media : Menanggulangi Konten Negatif Fundamentalisme Agama di Dunia Maya”. “Aktivis LKiS dan lembaga peduli toleransi lainnya mengajukan pengaduan itu dengan mendatangi Polda DIY pada Senin, 27 Oktober 2014,” ujar Hairus, Ahad 26 Oktober 2014.

Sebelumnya Kepolisian Resort Kota Yogyakarta melarang Panitia Jagongan Media Rakyat menggelar diskusi itu digelar di
Jogja National Museum Yogyakarta, Jumat 24 Oktober 2014. Dalam surat yang ditandatangani oleh Kepala Unit Satuan Intelkam Komisaris Sigit Hariyadi pada 23 Oktober 2014 itu, polisi berdalih pelarangan dipicu munculnya penolakan diskusi itu dari organisasi masyarakat Islam.

Sehari sebelum surat itu keluar, Forum Umat Islam (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta memang menyebarkan pesan via media sosial dan banyak nomor ponsel jaringannya, termasuk milik wartawan dan polisi, yang memprotes acara tersebut. Isinya, ancaman akan memantau jalannya seminar karena khawatir materinya memuat wacana yang menyudutkan Islam. Pesan ini sekaligus mengumumkan rencana organisasi tersebut mendatangi Polresta Yogyakarta untuk memprotes pemberian izin acara itu pada Jumat, 24 Oktober 2014.

Koordinator Seknas Gusdurian, Alissa Wahid mendesak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengevaluasi Kepolisian Resort Kota (Polresta) Yogyakarta karena mengeluarkan keputusan yang berakibat buruk terhadap masa depan penindakan hukum di kasus-kasus intoleransi. "Ada hak konstitusional warga negara yang jelas-jelas dilanggar dalam keputusan Polresta Yogyakarta itu," kata Alissa yang juga anak putri Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid ini.

Alissa mengkritik munculnya surat dari Polresta Yogyakarta itu karena sama saja bertujuan meminta pembatalan acara seminar hanya karena muncul ancaman dari kelompok intoleran. Menurut dia, polisi kembali mengulangi kesalahan dengan mengeluarkan keputusan, yang melanggar prinsip hak kebebasan berkumpul dan berbicara bagi warga negara, dengan alasan menjaga stabilitas keamanan. "Ini (sikap polisi) sudah berkali-kali terjadi, dan kali ini, memakai surat resmi," kata dia.

Alissa khawatir, sikap Polresta Yogyakarta mengakomodasi aspirasi salah satu kelompok, yang mengorbankan hak konstitusi warga lain, itu akan menjadi preseden buruk dalam upaya penegakan hukum kasus intoleransi lainnya.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

2 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

8 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

43 hari lalu

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.

Baca Selengkapnya

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

27 Februari 2024

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.

Baca Selengkapnya

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

27 Februari 2024

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

20 Desember 2023

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

Ketua Fraksi PAN menyatakan tak ada sedikit pun niat Zulhas melecehkan agama.

Baca Selengkapnya

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

10 November 2023

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

6 November 2023

UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

Forum ICONIST 2023 kumpulkan penelitia dalam dan luar negeri bahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

4 November 2023

Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

Aksi Bela Palestina untuk menyuarakan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia menolak dan mengecam segala bentuk penjajahan oleh Israel.

Baca Selengkapnya