Jalur Pendakian Gunung Penanggungan Ditutup  

Reporter

Selasa, 21 Oktober 2014 12:18 WIB

Gunung Penanggungan. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Mojokerto - Perum Perhutani menutup jalur pendakian Gunung Penanggungan di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan demi mencegah kebakaran hutan. "Empat jalur pendakian resmi ditutup sejak beberapa hari lalu," kata Kepala Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Penanggungan Aseh, Selasa, 21 Oktober 2014. (Baca: Warga Lereng Gunung Ijen Takut Kebakaran Dekati Perumahan)

RPH Penanggungan berada di bawah Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan Trawas dan Kesatuan Pemangkuan Hutan Pasuruan. Adapun empat jalur pendakian antara lain berada di Dusun Betro, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Tiga lainnya masuk wilayah Kabupaten Mojokerto, yakni di situs Petirtaan Jolotundo, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas; kawasan wisata vila di Trawas; dan Kecamatan Ngoro.

Aseh mengakui bahwa penutupan itu untuk mengurangi risiko kebakaran hutan seperti yang banyak terjadi di banyak lokasi lain. Hutan di wilayah Gunung Penanggungan pun disebutnya rawan terbakar saat puncak kemarau seperti sekarang. "Puntung rokok pendaki saja bisa menyebabkan kebakaran hutan," ujarnya, sambil menuturkan ada 200-300 pendaki setiap akhir pekan. (Baca berita sebelumnya: Polisi Usut Kebakaran Hutan Rakyat di Mojokerto)

Gunung Penanggungan termasuk satu di antara tujuan pendaki, peziarah, serta pemerhati sejarah. Gunung ini dianggap suci pada masa Kerajaan Majapahit. Puluhan situs berupa candi-candi kecil tersebar di beberapa lokasi lereng gunung ini.

Situs-situs itu dikelola dan diawasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Kepala BPCB Trowulan Aris Soviyani mengatakan di Penanggungan hingga kini ditemukan sekitar 48 candi. Uniknya, candi-candi tersebut rata-rata ditemukan setelah terjadi kebakaran. "Sudah sering setelah kebakaran lalu turun hujan, tanahnya longsor, lalu muncul candi," ujarnya. (Baca: Penanggungan Layak Diusulkan Situs Warisan Dunia)

Menurut Aris, kebakaran yang kerap terjadi pada musim panas tidak sampai mengancam situs, terutama candi-candi yang sudah ada. "Sebab terbuat dari batu dan tahan api," katanya. Candi-candi tersebut, menurut dia, peninggalan masyarakat era Majapahit akhir. "Digunakan untuk pemujaan." (Baca juga: Situs Candi Baru Ditemukan di Gunung Penanggungan)

ISHOMUDDIN

Baca Berita Terpopuler:

Surat Terbuka Anas Urbaningrum untuk Jokowi
Pelantikan Presiden: SBY Menangis, Jokowi Kaku
Misteri Amien Rais yang Absen di Pelantikan Jokowi
'Amien Rais Tidak Peduli Agenda Kebangsaan'

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

38 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

41 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

43 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

43 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya