TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Saiful Mujadi Research and Consulting Djayadi Hanan mengatakan masuknya putri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dalam radar kabinet berisiko bagi presiden terpilih Joko Widodo. Musababnya, kata Djayadi, kemampuan Puan selama ini masih diragukan. (Baca: JK: Calon Menteri Tinggal 40 Nama)
Djayadi menduga bakal timbul persepsi masyarakat bahwa Puan menjadi menteri hanya karena putri Megawati. Pun Jokowi bisa dianggap berada di bawah bayang-bayang Megawati dalam menyusun kabinet. “Masyarakat bisa menerima Jokowi tapi sulit menerima Puan,” ujar Djayadi, Jumat, 17 Oktober 2014. (Baca: Pengamat Minta Jokowi Gaet Koalisi dengan Menteri)
Adapun Jokowi masih belum mau menyebutkan nomenklatur kementerian berikut calon yang disiapkan untuk mengisi kabinet. Jokowi menuturkan baru akan mengumumkan jika sudah ada kepastian soal nama-nama pembantunya. “Nantilah tanggal 21 (Oktober) saya harapkan sudah ada,” kata Jokowi. (Baca: Akan Lengser, Chairul Tanjung seperti Bang Toyib dan Saring Kandidat Menteri, Jokowi: Ada 33 Menteri)
Jokowi dan Jusuf Kalla sebelumnya mengumumkan bakal ada 33 kementerian. Ada 43 nama disiapkan untuk mengisi pos tersebut. Sebagian berasal dari kalangan profesional dan sebagian lagi dari partai pendukung Jokowi-Kalla. Partai-partai itu adalah PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, Partai Hati Nurani Rakyat, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Wacana Pertemuan Prabowo-Puan, Pakar: Hanya Soal Waktu
25 hari lalu
Wacana Pertemuan Prabowo-Puan, Pakar: Hanya Soal Waktu
Menurut Ujang Komarudin, pertemuan Prabowo-Puan merupakan pertemuan pendahuluan sebelum Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.