Ketua Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Rini Soemarno (tengah) didampingi Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto (kiri) dan Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK Roni Dwi Susanto menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan koordinasi di gedung KPK, Jakarta, Jumat 26 September 2014. Kedatangan Rini Soemarno beserta tiga deputinya antara lain Andi Widjajanto, Anies Baswedan dan Akbar Faisal tersebut untuk berkonsultasi dengan KPK terkait delapan agenda anti korupsi dan pembahasan pemerintahan kedepan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Transisi bentukan presiden terpilih Joko Widodo, Rini Soemarno, bersama deputinya, Hasto Kristiyanto, mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi sekitar pukul 13.30 WIB. Rini dan Hasto tak mau berkomentar ketika ditanya apakah tujuannya ke KPK untuk menyerahkan daftar kandidat menteri kabinet Jokowi.
Rini dan Hasto memilih langsung masuk ke lobi gedung yang terletak di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, itu. Kini atau sekitar pukul 13.37 WIB, keduanya masih duduk di kursi yang terletak di sudut gedung KPK, dekat resepsionis. Mereka menunggu izin untuk naik ke lantai atas menemui perwakilan dari KPK. (Baca: Tim Transisi Datangi KPK)
Tadi pagi, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengaku Jokowi belum meminta lembaganya menelusuri rekam jejak kandidat menteri. Menurut dia, Jokowi masih punya kesempatan meminta KPK menelisik kandidat menteri tersebut diduga terlibat kasus rasuah atau tidak.
"Saya kira segera saja, perlu segera menyampaikan (daftar nama menteri)," kata Busyro. Meski Jokowi akan mengumumkan postur kabinetnya empat hari lagi atau 21 Oktober nanti, dia menjamin KPK masih bisa menelisik dengan baik.
KPK, tutur Busyro, sudah mempunyai data nama-nama yang diduga terlibat korupsi, sehingga tak terlalu sulit untuk melacaknya. "Kami kan sudah ada data, sehari saja cukup," ujar mantan komisioner Komisi Yudisial itu.