Gambar Kombinasi calon presiden Indonesia Prabowo Subianto di Jakarta, 20 Mei 2014 (kiri) dan Joko "Jokowi" Widodo di Jakarta, 16 Maret 2014. REUTERS/Stringer (kiri) dan Beawiharta
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, mengatakan pertemuan presiden terpilih Joko Widodo dan Ketua Umum Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto berdampak positif. Pertemuan ini, ujar Syamsuddin, sudah ditunggu-tunggu rakyat. (Jokowi Bertemu Prabowo Pagi Ini)
"Pertemuan ini mendinginkan suhu politik," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Jumat, 17 Oktober 2014. Syamsuddin mengatakan pertemuan ini terjadi di momen yang sangat tepat, yaitu sebelum pelantikan presiden 20 Oktober mendatang. (Baca: Prabowo Ditantang Jadi Negarawan di Pelantikan Jokowi)
Rakyat, kata Syamsuddin, pasti akan menyambut baik pertemuan ini. Pertemuan ini membuktikan tidak adanya konflik berkepanjangan meskipun visi dan misi politik kedua tokoh tersebut saling berlawanan. "Secara personal, mereka membuktikan mempunyai hubungan yang baik," kata Syamsuddin.
Selain politik, ujar Syamsuddin, pertemuan ini juga akan berpengaruh di bidang ekonomi. "Situasi politik akan lebih baik lagi jika Mega dan SBY bertemu," katanya.
Pertemuan tertutup ini digelar di rumah orang tua Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta. "Pertemuan ini lanjutan safari Jokowi," ujar politikus PDIP Eva Kusuma Sundari ketika dihubungi Tempo, Jumat pagi, 17 Oktober 2014.