TEMPO.CO, Padang - Kepala Sekolah Dasar Trisula Perwari, Bukittinggi, Evawani Sofia, mengatakan penganiayaan yang terjadi di sekolahnya bermula dari saling ejek antarsiswa. Pengakuan ini terungkap ketika Evawani mengorek informasi dari pelaku. "Pengakuan salah seorang pelaku, mamanya dibilang seperti sepatu oleh korban," katanya di ruangan majelis guru SD Perwari, Senin, 13 Oktober 2014. (Baca: Video Penganiayaan Murid SD di Bukittinggi Beredar)
Evawani menjelaskan peristiwa tersebut terjadi di sebuah musala sekolahnya pada 18 September 2014 sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu siswa kelas V A sedang mengikuti proses belajar mengajar dengan mata pelajaran agama. "Proses belajar pindah ke musala karena lokal V A ini dipakai untuk kegiatan Kelompok Kegiatan Guru (KKG)," ujarnya. (Baca: Siswi SD Bukittinggi Dianiaya Saat Ada Guru)
Dari pantauan Tempo, musala berukuran 7x7 meter itu terletak di sudut sekolah yang dimiliki oleh Yayasan Perwari. Letaknya sekitar tiga meter dari ruangan majelis guru. Sekolah tersebut terletak di Jalan Sijolang Datuk Basa Tangah Sawah, Bukittinggi, Sumatera Barat. Saat ini jumlah siswa sebanyak 315 orang. (Baca: Siswi SD Bukittinggi Dianiaya Saat Pelajaran Agama)
Video tersebut diunggah ke situs berbagi video YouTube pada 11 Oktober 2014. Dalam rekaman berdurasi 1 menit 52 detik itu tampak sekitar empat siswa dan satu siswi memukuli dan menendang seorang siswi berjilbab putih berkali-kali. Korban diketahui berinisal DAN serta berumur 12 tahun. (Baca: Penganiayaan Siswa SD Bukittinggi, Sekolah Lalai)
Wali Kota Bukittinggi Ismet Amzis berjanji akan menginvestigasi kasus kekerasan terhadap salah seorang siswa SD dalam rekaman video yang ditayangkan di YouTube. "Orang tua pelaku dan korban sudah diminta keterangan. Mereka membuat surat penyataan untuk tidak mengulangi kejadian ini."
