PAN dan PPP Siap Beri Kursi ke Koalisi Jokowi

Reporter

Minggu, 12 Oktober 2014 06:44 WIB

Jokowi. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO , Jakarta:Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan siap berbagi kursi alat kelengkapan Dewan dengan koalisi presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla. Partai pro-Prabowo Subianto-Hatta Rajasa itu menilai pembagian kursi antara dua kubu bakal menguatkan institusi Parlemen. "Bekerja di Parlemen itu untuk kepentingan bangsa, bukan lagi soal kubu-kubuan," kata Herman Kadir, Wakil Sekretaris Jenderal PAN, saat dihubungi, Sabtu, 11 Oktober 2014. (Baca : Golkar Incar 4 Pimpinan Komisi DPR)

Herman menyatakan tak sepakat koalisinya memegang seluruh kendali di Parlemen. Alasannya, beban tugas lembaga sebagai perwakilan rakyat bakal timpang, etika politik juga tercederai. Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Syaifullah Tamliha, menambahkan dampak yang buruk adalah menghapus tatanan kehidupan bangsa yang bersikap gotong-royong. "Nah, supaya tak terkesan ada ketamakan dan kerakusan sebaiknya Koalisi Indonesia Hebat diberi ruang," ujar Tamliha. (Baca : Fahri: Ada Usul Penambahan Subkomisi di DPR)

Setelah berhasil menguasai pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat, koalisi pro-Prabowo menargetkan akan menguasai kursi pimpinan alat kelengkapan. Dalam perjanjian koalisi Prabowo, Golkar mendapat 5 jatah ketua dan 15 wakil ketua alat kelengkapan. Gerakan Indonesia Raya sebanyak 4 ketua dan 12 wakil ketua, PAN sebanyak 3 ketua dan 8 wakil ketua, Partai Keadilan Sejahtera 2 ketua dan 7 wakil ketua serta PPP
2 ketua dan 6 wakil ketua.(Baca : Dimyati: PPP Tetap di Koalisi Prabowo)

Arwani Thomafi, Ketua Dewan Piminan Pusat PPP mengatakan parlemen bakal lebih efektif bila pimpinan alat kelengkapan berisi gabungan koalisinya dan partai pengusung Jokowi. Penggabungan dua kubu, kata dia, membuat kinerja dewan semakin fokus untuk kepentingan masyarakat, tak hanya kepentingan pribadi dan kelompok.

Ide tersebut, kata Arwani, sudah pernah dibicarakan di internal koalisi Prabowo sekitar September lalu. Oleh karena itu dia yakin koalisinya bisa menerima gagasan tersebut. "Apalagi PPP juga menginginkan pemilihan alat kelengkapan cukup musyawarah mufakat saja," ucapnya.

Herman mengatakan akan kembali mendorong ide tersebut dalam pembahasan komisi di parlemen yang dijadwalkan Senin pekan depan. Ia optimistis seluruh unsur partainya bakal menerima usulan tersebut. "Demi kepentingan rakyat tentu harus setuju," ujar dia.

TRI SUHARMAN

Berita Terpopuler
Prabowo: Saya Jaga Petinggi Koalisi di Penjara
Begini Saduran Wawancara Hashim Djojohadikusumo
Kata Prabowo Soal Wawancara Hashim Djojohadikusumo
AJI Minta Hashim Buktikan jika Ada Berita Keliru
Jadi Biang Walk-Out, Ini Sanksi SBY Buat Nurhayati

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

14 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

15 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

15 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

5 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya