TEMPO.CO, Parepare - Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Parepare Andi Fachruddin Andi Umar memprediksi, dalam lima tahun mendatang, Kota Parepare akan menjadi kota mati, karena tidak ada lagi sumber air yang bisa diandalkan. “Masyarakat Kota Parepare akan mencari permukiman baru, karena air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama,” katanya dalam keterangan persnya di Cafe D'carlos, Selasa, 23 September 2014.
Menurut Fachruddin, mata air Salo Karajae menjadi salah satu sumber air baku PDAM Kota Parepare. Namun terus terjadi penyusutan debit air hingga 50 persen, terutama pada musim kemarau seperti saat ini. (Baca juga: Bencana Kekeringan Melanda 17 Daerah di NTT)
Suplai airnya hanya sekitar 90 liter per detik. Sedangkan normalnya mencapai 200 liter per detik. Kemampuan suplai tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan 70 persen dari 18 ribu rumah tangga.
Fachruddin mengutip ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005. Dalam peraturan itu disebutkan PDAM hanya sebagai operator layanan air bersih. Adapun pengadaan sumber air bersih, termasuk sarana-prasarananya, menjadi kewajiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare Syamsuddin Thaha menuturkan, untuk mengatasi kriris air bersih, Pemerintah Kota Parepare mengucurkan dana Rp 6 miliar lebih. Di antaranya untuk pembuatan sumur dalam di Kelurahan Jawi Jawi dan di Kilometer 2, dengan anggaran masing-masing Rp 2,7 miliar.
Dua sumur dalam itu mampu menyuplai 20 liter air per detik, sehingga bisa mengatasi kekurangan suplai dari Salo Karajae. Selain itu, akan dilakukan perbaikan jaringan pipa distribusi PDAM, yang saat ini sedang dalam proses penawaran. “Dalam dua pekan ke depan akan terlaksana dan direncanakan rampung akhir 2014,” ujar Syamsuddin.
SUARDI GATTANG
Berita lain:
Ini Negara dengan Kehidupan Seks Terhebat
Bebas Murni, Begini Kata Ariel Noah
Pembuat Faktur Pajak Palsu Ditangkap
Berita terkait
RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis
12 Mei 2022
Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Ministers Meeting (SMM) air dan sanitasi 2022 yang akan dilaksanakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta.
Baca SelengkapnyaGarap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan
28 Juni 2019
Perum Jasa Tirta II bekerja sama dengan Korea Water Resources Coperation (K-Water) dalam bidang pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah
16 Oktober 2018
DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.
Baca SelengkapnyaLindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama
10 Oktober 2017
Tiga kementerian menandatangani kerja sama untuk melindungi dan mengoptimalkan sumber air lewat fungsi situ, danau, embung, dan waduk (SDEW).
Baca SelengkapnyaPenuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer
1 Oktober 2017
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun dua embung baru yakni Embung Rawasari dan Embung Indulung.
Baca Selengkapnya50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik
24 Agustus 2017
Pemerintah Pakistan sangat menaruh perhatian terhadap meningkatnya ancaman racun arsenik yang ditimbulkan dari sumber air.
Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut
12 Agustus 2017
Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet mengatakan warga pulaunya enggan mengkonsumsi air minum hasil penyulingan air laut menjadi air tawar.
Baca SelengkapnyaPenyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya
12 Agustus 2017
Dirut PAM Jaya Erlan mengatakan instalasi penyulingan air ini masih milik Kementerian Pekerjaan Umum.
Baca SelengkapnyaLurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik
12 Agustus 2017
Lurah Ade mengatakan warga dijanjikan air suling sebanyak 80 meter kubik per hari.
Baca SelengkapnyaAir Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun
31 Juli 2017
Air keran di pemukiman, tak semua steril dari racun yang berbehaya bagi tubuh.
Baca Selengkapnya